EVALUASIPROYEK Kelompok 3 LOGO EVALUASI PROYEK Kelompok 3 LOGO www.themegallery.com A Novel John Kenney (4/5) Free. Coyote V. Acme Ian Frazier (3.5/5) Struktur bangunan dengan kerangka Material baja seperti gudang dan bengkel Jam-orang Fasilitas pabrikasi struktur penyangga 13. PERKIRAAN BIAYA TIDAK LANGSUNG ABD
Iniserius. Kesimpulannya, Koala Kumal sangat layak untuk dibeli dan dibaca. Banyak pelajaran dapat kita petik dari Koala Kumal, terutama bagi yang baru saja patah hati. Patah hati adalah proses menuju kedewasaan. Sering patah hati tidak berarti kita harus putus asa mengejar cinta. Cinta butuh perjuangan.
Unsurintrinsik novel selanjutnya adalah sudut pandang yang penulis gunakan. Sudut pandang memiliki arti penempatan diri pengarang dan cara pengarang menulis kejadian dan peristiwa yang ada dalam novel. Biasanya, sudut pandang dalam novel memiliki dua bentuk, yakni sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. 7. Amanat
KeseimbanganMatematika dalam Alquran. Selasa 18 Aug 2009 19:19 WIB. Red: 0. Penyebutan angka atau bilangan dalam Alquran, tujuannya agar menjadi ujian bagi orang kafir dan bertambahnya keimanan bagi orang yang beriman. ''Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
DalamNovel Orang-Orang Proyek, Kabul adalah being (individu) yang dicitrakan sebagai seorang insinyur sekaligus mantan aktivis di kampusnya. Profesinya sebagai insinyur proyek pembangunan jembatan mengantarkannya pada kecamuk pergolakan batin dalam dirinya.
CqGUIe. Ditulis olehDewi Nurhasanah Pengamat dan Penikmat Sastra Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan struktur novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari, Pandangan dunia kelas sosial Ahmad Tohari dan struktur sosial masyarakat yang melatarbelakangi lahirnya novel Orang-orang Proyek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dan dialektis. Analisis dalam peneltian ini dilakukan dengan menggunakan teori strukturalisme-genetik Lucien Goldmann, yaitu melihat makna novel dengan cara menghubungkan struktur karya sastra dengan fakta kemanusiaan struktur sosial yang melatar belakangi lahirnya sebuah karya sastra novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari. Dari analisis tersebut diperoleh beberapa hasil penelitian yaitu1 Struktur dalam novel Orang-orang Proyek mendeskripsikan adanya beberapa relasi oposisi yaituoposisi kultural;oposisi alamiah;oposisi sosial dan oposisi manusia. 2 Struktur karya sastra di atas mengekspresikan pandangan dunia yang idealis-humanis dan Struktur sosial masyarakat Idonesia pada saat novel Orang-orang proyek dilahirkan, sedang mengidap penyakit korupsi. Kondisi sosial tersebut melatar belakangi penciptaan novel, yang kemudian seolah-olah ada koherensi antara struktur ada di dalamnya dengan struktur sosial di masyarakat. Kata Kunci Strukturalisme-Genetik, Orang-orang Proyek. Pendahuluan Dalam proses pemaknaan karya sastra, banyak teori yang bisa digunakan oleh para peneliti yang dijadikan pisau analisis untuk mengoperasi’ karya sastra yang dijadikan sebagi objek penelitian. Seiring dengan berkembangnya zaman, dengan dilakukannya banyak penelitian oleh para ilmuan sastra, maka lahirlah beberapa teori. Salah satu teori tersebut adalah Strukturalisme-Genetik. Teori tersebut cukup popular di kalangan para peneliti sastra, baik para ahli sastra maupun para pelajar yang masih baru belajar memahami dan melakukan penelitian karya tersebut dilahirkan oleh Lucien Goldmann. Ia pemikir beraliran Marxis. Terori yang dilahirkannya tersebut merupakan teori sosiologis. Dengan menggunakan teori ini, berarti seorang peneliti berusaha memperlihatkan usaha pertama untuk mengatasi kecenderungan reduksionis dan simplistis dari sosiologi sastra marxis. Hal baru yang ada dalam teori tersebut tampak pada penempatan ideologi atau pandangan dunia sebagai mediasi antara masyrakat dan sastra. Selain itu, di dalam teori tersebut juga terdapat usaha untuk memberikan status yang relatif otonom pada kesusastraan sebagai lembaga sosial. Berangkat dari keyakinan bahwa proses pemaknaan karya satra tidak akan pernah mencapai finalnya, maka peneliti bertekad untuk mencoba melakukan operasi sederhana pada sebuah karya sastra dengan menggunakan teori Strukturalisme-genetik yang telah disinggung di atas. Salah satu karya sastra yang akan diteliti dalam tulisan ini adalah sebuah novel berjudul Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari. Novel ini meceritakan tentang seorang insinyur muda yang bekerja di sebuah proyek pembangunan jembatan milik pemerintah. Proyek pembangunan jembatan tersebut membuat insinyur yang mantan aktivis kampus merasa terbebani secara psikologis. Permainan yang terjadi di dalam proyek tersebut menuntut konsekuensi yang pelik. Mutu bangunan menjadi taruhannya dan masyarakat kecillah yang akhirnya menjadi korban. Berangkat dari latar belakang di atas, dan supaya penelitian novel tersebut terurai secara sistematis, maka peneliti membatasi pembahasannya dengan tiga rumusan masalah. Pertama, bagaimana Struktur novel Orang-orang Proyek?Kedua, bagaimana Pandangan dunia kelas sosial Ahmad Tohari? Dan yang terakhir Struktur sosial seperti apa yang ada pada waktu terciptanya novel Orang-orang Proyek? Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan yang bersifat teoretis dan prtaktis. Secara teoretis, penelitian ini bertujuan 1 mengungkapkan struktur novel dalam novel Orang-orang Proyek, 2 mengungkapkan mengenai pandangan dunia kelas sosial Ahmad Tohari dan 3 menjelaskan strukrur sosial yang ada pada waktu penulisan novel Orang-orang Proyek. Adapun secara praktis, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang dapat digunakan oleh pembaca untuk memahami teks karya sastra, khusunya novel dengan menggunakan teori sosiologi sastra khususnya teori Strukturalisme-Genetik yang ditawarkan oleh Lucien Goldmann. Adapun penelitian atau tulisan yang berkaitan dengan teori Struturalisme Genetik setidaknya telah peneliti temukan dalam beberapa tulisan Pertama, sebuah artikel dalam buku yang berjudul Metode Penelitian Sastra karya Faruk yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar di Yogyakarta pada tahun 2012. Tulisan tersebut merupakan penelitian atas sebuah cerpen dengan judul Robohnya Surau Kami karya Navis. Tulisan tersebut menguraikan mengenai analisis teks cerpen secara sosiologis berdasarkan teori strukturalisme-genetik Lucien Goldmann. Kedua, Analisis Struktural Genetik dalam Novel Mudzkkirat fi Sijn-Nisa’ karya Nawal As-Sa’dawi sebuah skripsi di Universitas Malang karya Siti Saroh pada tahun 2012. Tulisan tersebut menguraikan mengenai unsur instrinsik yang ada dalam novel dan sosiol budaya pengarang. Ketiga, Strukturalisme-Genetik Asmaraloka, sebuah tesis yang disusun oleh Gustaf Sitepu pada tahun 2009 di Sekolah Pascasarjana Sumatera Universitas Sumatera Utara. Hampir sama dengan penelitian lainnya yang juga menggunakan teori strukturalisme-genetik, tesis tersebut juga mengkaji teks sastra dari aspek sosiologis, lebih tepatnya, fokus penelitian dalam tesis tersebut adalah struktur novel Asmaraloka karya Danarto yang mencerminkan problematika hubungan antar tokoh maupun lingkungannya, latar belakang sejarah dan masyarakat yang mengkondisikan lahirnya novel Asmaraloka, dan juga pandangan dunia pengarang yang terselip dalam narasi novel Asmaraloka. Penelitian dengan topik yang sama dengan penelitian ini, khususnya kajian tentang novel Orang-orang Proyek dengan menggunakan teori Strukturalisme-genetik Lucien Goldmann, sejauh pengamatan penulis, belum ada yang melakukannya atau pun menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah apa pun. Metode Dalam penelitian ini, metode yang digunagakan adalah deskriptif analisis dan metode dialektis yang juga merupakan bagian dari pendekatan teori strukturalisme-genetik. Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, atau pun peristiwa. Tujuan adari metode deskriptif ini adalah untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai obejek yang diteliti. Metode analisis dalam hal penelitian ini adalah analisis dengan menggunakan kerangka teoretis yang ada dalam strukturalisme-genetik Lucien Goldmann, yaitu metode dielektis. Dimana cara kerja analisis data selalu mengikuti apa yang telah dirumuskan dalam strukturalisme-genetik. Menurut Goldmann dalam Faruk, 200520 prinsip dasar dialektik adalah pengetahuan fakta kemanusiaan yang akan tetap abstrak jika tidak dibuat kongkret dengan mengintregrasikannya ke dalam keseluruhan. Sehubungan dengan itu, metode dilaektik mengenmbangkan dua pasangan konsep yaitu keseluruhan-bagian dan pemahaman-penjelasan. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga caraObservasi, yaitu mencari naskah novel Orang-orang Proyek; Dokumentasi, yaitu membaca teks novel;Studi Pustaka, yaitu membaca beberapa literatur yang mendukung dan menjadi rujukan dalam penelitian. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini adalah menyesuaikan dengan kerangka teori Strukturalisme-genetik Lucien Goldmann, yaitu melalui tiga tahapanpertama, menganalisis struktur novel, yaitu menganalisis latar, alur dan penokohan. Setelah mengetahui struktur tersebut, selanjutnya menganalisis fakta kemanusiaan yang turut melatar belakangi lahirnya novel dan pandangan dunia yang ada dalam novel dan mengetahui genesis asal usul pembentukan novel Orang-orang Proyek dengan pendekatan Strukturalisme-genetik. Strukturalisme-Genetik Lucien Goldmann KerangkaTeoretis untuk Memahami Novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari Pencetus pendekatan strukuralime genetik adalah Lucien Goldmann, seorang ahli sastra Prancis. Pendekatan ini merupakan satu-satunya pendekatan yang mampu merekonstruksikan pandangan dunia pengarang. Bukan seperti pendekatan Marxisme yang cenderung positivistik dan mengabaikan kelitereran sebuah karya sastra. Goldmann tetap berpijak pada strukturalisme karena ia menggunakan prinsip struktural yang dinafikan oleh pendekatan marxisme, hanya saja, kelemahan pendekatan strukturalisme diperbaiki dengan memasukkan faktor genetik di dalam memahami karya sastra Rachmat Djoko Pradopo. et al, 200260. Goldmann dalam Teeuw, 2003 126127 menyebut metode kritik sastranya strukturalisme genetik. Ia memakai istilah strukturalisme karena lebih tertarik pada struktur kategori yang ada dalam suatu dunia visi, dan kurang tertarik pada isinya. Genetik, karena ia sangat tertarik untuk memahami bagaimana struktur mental tersebut diproduksi secara historis. Dengan kata lain, Goldmann memusatkan perhatian pada hubungan antara suatu visi dunia dengan kondisi-kondisi historis yang memunculkannya. Kemudian, atas dasar analisis visi pandangan dunia pengarang dapat membandingkannya dengan data dan analisis sosial masyarakat. Untuk menopang teorinya tersebut, Goldmann membangun seperangkat kategori yang saling bertalian satu sama lain sehingga membentuk apa yang disebut sebagai strukturalisme genetik. Golmann percaya bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur tersebut bukan berupa sesuatu yang statis namun merupakan produk dari proses sejarah yang terus mengalami perubahan, proses strukturasi dan destrukturasi yang ada di dihayati oleh karya sastra yang bersangkutan. Strukturalisme genetik tidak dapat lepas begitu saja dari struktur dan pandangan pengarang. Pandangan pengarang itu sendiri dapat diketahui melalui latar belakang kehidupan pengarang Faruk 199912 -13. Orang yang dianggap sebagai peletak dasar mazhab genetik adalah Hippolyte Taine Sapardi Djoko Damono dalam Zaenudin Fananie 2000116. Taine mencoba menelaah sastra dari sudut pandang sosiologis. Menurut Taine, sastra tidak hanya sekedar karya yang bersifat imajinatif dan pribadi, tetapi dapat pula merupakan cerminan atau rekaman budaya, suatu perwujudan pikiran tertentu pada saat karya itu dilahirkan Umar Junus dalam Zaenudin Fananie 2000117. Fenomena hubungan tersebut kemudian dikembangkan oleh Lucien Goldmann dengan teorinya yang dikenal dengan Strukturalisme genetik Zaenudin Fananie 2000117. Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya Strukturalisme-Genetik Goldmann adalah penelitian sosiologi sastra Umar Junus 198820. Goldmann mengemukakan bahwa semua aktivitas manusia merupakan respon dari subjek kolektif atau individu dalam situasi tertentu yang merupakan kreasi atau percobaan untuk memodifikasi situasi yang ada agar cocok dengan aspirasinya. Sesuatu yang dihasilkan merupakan fakta hasil usaha manusia untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik dengan dunia sekitarnya Zaenudin Fananie 2000117. Atar Semi 19877 berpendapat bahwa sosiologi adalah suatu telaah yang subjektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat dan tentang sosial dan proses sosial. Sosiologi menelaah tentang bagaimana masyarakat itu tumbuh dan berkembang. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan masalah perekonomian, keagamaan, politik dan lain-lain, kita melihat gambaran tentaang cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mekanisme kemasyarakatannya, serta proses pemberdayaannya. Sementara, sastra itu sendiri pada dasarnya berurusan dengan manusia, bahkan sastra diciptakan oleh anggota masyarakat yang terikat oleh status sosial tertentu. Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai media. Bahasa itu merupakan ciptaan sosial yang menampilkan gambaran kehidupan. Meskipun sastra dan sosiologi merupakan dua bidang yang berbeda, tetapi keduanya saling melengkapi. Seperti yang diungkapkan oleh Wellek dan Warren 199584, meskipun sastra dianggap cerminan keadaan masyarakat, pengertian tersebut masih sangat kabur. Oleh karena itu banyak disalahtafsirkan dan disalahgunakan. Namun demikian, Grebstein dalam Sapardi Djoko Damono 19784 mengatakan bahwa meskipun sastra tidak sepenuhnya dapat dikatakan mencerminkan masyarakat pada waktu ia ditulis, karya sastra tidak dapat dipahami secara selengkap-lengkapnya apabila dipisahkan dari lingkungannya atau kebudayaan atau peradaban yang telah menghasilkannya. Ia harus dipelajari dalam konteks yang seluas-luasnya, dan tidak hanya dirinya sendiri, karena setiap karya sastra adalah hasil dari pengaruh timbal balik dari fakta-fakta sosial, kultural yang rumit dan bagaimanapun karya sastra bukanlah suatu gejala yang tersendiri. Sapardi Djoko Damono dalam Faruk 1999 a 4-5 menemukan tiga macam pendekatan dalam sosiologi sastra. Pertama, konteks sosial pengarang. Hal ini berhubungan dengan posisi sosial sastrawan dalam masyarakat dalam kaitannya dalam masyarakat pembaca. Dalam pokok ini termasuk pula faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi pengarang sebagai perorangan di samping mempengaruhi isi karya sastranya. Yang harus diteliti dalam pendekatan ini adalah 1 bagaimana pengarang mendapatkan mata pencahariannya, 2 sejauh mana pengarang menganggap pekerjaannya sebagai suatu profesi, 3 masyarakat apa yang dituju oleh pengarang. Kedua, sastra sebagai cermin masyarakat. Yang terutama mendapat perhatian adalah 1 sejauh mana sastra mencerminkan masyarakat pada waktu karya itu ditulis, 2 sejauh mana sifat pribadi pengarang mempengaruhi gambaran masyarakat yang ingin disampaikannya, 3 sejauh mana genre sastra yang digunakan pengarang dapat dianggap mewakili seluruh masyarakat. Ketiga, fungsi sosial sastra. Dalam hubungan ini ada tiga hal yang menjadi perhatian 1 sejauh mana sastra dapat berfungsi sebagai perombak masyarakat, 2 sejauh mana sastra hanya berfungsi sebagai penghibur saja, dan 3 sejauh mana terjadi sintesis antara kemungkinan 1 dan kemungkinan 2 di atas. Strukturalisme-Genetik pada prinsipnya adalah teori sastra yang berkeyakinan bahwa karya sastra tidak semata-mata merupakan suatu struktur yang statis dan lahir dengan sendirinya, melainkan merupakan hasil strukturasi struktur kategoris pikiran subjek penciptanya atau subjek kolektif tertentu yang terbangun akibat interaksi antara subjek itu dengan situasi sosial dan ekonomi tertentu. Oleh karena itu, pemahaman mengenai struktur karya sastra, bagi strukturalisme genetik, tidak mungkin dilakukan tanpa pertimbangan faktor-faktor sosial yang melahirkannya, sebab faktor-faktor itulah yang memberikan kepaduan pada struktur itu Goldmann dalam Faruk 1999 b13. Penelitian strukturalisme genetik semula dikembangkan di Perancis atas jasa Lucien Goldmann. Dalam beberapa analisis novel, Goldmann selalu menekankan latar belakang sejarah. Karya sastra, di samping memiliki unsur otonom juga tidak dapat lepas dari unsur ekstrinsik. Teks sasta sekaligus mempresentasikan kenyataan sejarah yang mengkondisikan munculnya karya sastra. Menurut Goldmann dalam Endraswara, 200355-56, studi strukturalisme-genetik memiliki dua kerangka besar. Pertama, hubungan antara makna suatu unsur dengan unsur lainnya dalam suatu karya sastra yang sama. Kedua, hubungan tersebut membentuk suatu jaring yang mengikat. Oleh karena itu, seorang pengarang tidak mungkin mempunyai pandangan sendiri. Pada dasarnya, pengarang akan menyarankan suatu pandangan dunia yang kolektif. Pandangan tersebut juga bukan realitas, melainkan sebuah refleksi yang diungkapkan secara imajinatif. Sebagai sebuah teori, strukturalisme-genetik merupakan sebuah pernyataan sahih mengenai kenyataan. Sebuah pernyataan dapat dianggap sahih bila di dalamnya terkandung gambaran mengenai tata kehidupan yang bersistem dan terpadu yang memiliki landasan ontologis berupa kodrat keberadaan kenyataan, dan memiliki landasan epistemologis berupa seperangkat gagasan yang sistematis mengenai cara memahami dan mengetahui kenyataan yang bersangkutan. Ada enam konsep dasar yang membangun teori strukturalisme-genetik, yaitu fakta manusiaan, subjek kolektif, strukturasi, pandangan dunia, pemahaman dan penjelasan Faruk, 1999 b12. Fakta Kemanusiaan Fakta kemanusiaan adalah segala hasil aktivitas atau perilaku manusia baik yang verbal maupun yang fisik. Fakta tersebut dapat berwujud aktifitas sosial tertentu, aktivitas politik tertentu, maupun kreasi kultural seperti filsafat, seni rupa, seni patung, dan seni sastra Faruk, 1999 b12. Fakta-fakta kemanusiaan pada hakikatnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fakta individual dan fakta sosial. Fakta yang kedua mempunyai peranan penting dalam sejarah, sedangkan fakta yang pertama tidak memiliki hal itu. Fakta yang pertama hanya merupakan hasil dari perilaku libidinal seperti mimpi, tingkah laku orang gila dan sebagainya, sedangkan fakta yang kedua mempunyai dampak dalam hubnungan sosial, ekonomi, maupun politik antar anggota masyarkat. Goldmann dalam Faruk, 1999 b12 menganggap bahwa semua fakta kemanusiaan merupakan suatu struktur yang berarti. Adapun yang dimaksudkannya adalah bahwa fakta-fakta itu sekaligus mempunyai struktur tertentu dan arti tertentu. Fakta tersebut mempunyai struktur karena terikat oleh satu tujuanyang menjadi artinya. Dengan kata lain, fakta-fakta itu merupakan hasil usaha manusia mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam hubungannya dengan dunia sekitar. Subjek kolektif Subjek kolektif adalah subjek yang berparadigma dengan subjek fakta sosial historis. Subjek ini juga disebut subjek trans individual. Goldmann mengatakan dalam Faruk, 1999 b14-15 revolusi sosial, politik, ekonomi, dan karya-karya kultural yang besar, merupakan fakta sosial historis. Faruk201263 beranggapan bahwa subjek kolektif merupakan konsep yang masih kabur. Subjek kolektif bisa berupa kelompok kekerabatan, kelompok sekerja, kelompok territorial dan sebagainya. Pendekatan strukturalisme genetik Lucien Goldmann terdiri dari empat aspek, yaitu makna totalitas karya sastra, pandangan dunia pengarang, struktur teks karya sastra, dan struktur sosial masyarakat yang terdapat dalam karya sastra Nugraheni 159. Menurut Suwardi Endraswara, penelitian strukturalisme-genetik memandang karya sastra dari dua sudut, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Studi diawali dari kajian unsur intrinsik kesatuan dan koherensinya sebagai data dasarnya. Selanjutnya, penelitian akan menghubungkan berbagai unsur dengan relitas masyarakatnya. Karya dipandang sebagai refleksi zaman, yang dapat mengungkapkan aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa penting dari zamannya akan dihubungkan langsung dengan unsur-unsur intrinsik karya sastra Suwardi Endraswara, 200356. Hal senada juga diungkapkan dalam Jabrohim ed, penelitian strukturalisme genetik, memandang karya sastra dari dua sudut yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan ini mempunyai segi-segi yang bermanfaat dan berdaya guna tinggi, apabila para peneliti sendiri tidak melupakan atau tetap memperhatikan segi-segi intrinsik yang membangun karya sastra, di samping memperhatikan faktor-faktor sosiologis, serta menyadari sepenuhnya bahwa karya sastra itu diciptakan oleh suatu kreativitas dengan memanfaatkan faktor imajinasi Jabrohim ed, 2001 82. Strukturalisme-genetik secara sederhana dapat diformulasikan dalam tiga langkah. Pertama, peneliti bermula dari kajian unsur intrinsik, baik secara parsial maupun dalam jalinan keseluruhannya. Kedua, mengkaji kehidupan sosial budaya pengarang, karena ia merupakan bagian dari komunitas tertentu. Ketiga, mengkaji latar belakang sosial dan sejarah yang turut mengkondisikan karya sastra saat diciptakan oleh pengarang Suwardi Endraswara, 200362. Struktiralisme-genetik merupakan embrio penelitian sastra dari aspek sosial yang kelak disebut sosiologi sastra. Hanya saja, srukturalisme genetik tetap mengedepankan juga aspek struktur. Baik struktur dalam maupun struktur luar tetap dianggap penting bagi pemahaman karya sastra. Menurut Suwardi Endraswara 200360 yang terpenting dari kajian strukturalisme genetik adalah karya sastra yang mampu mengungkapkan fakta kemanusiaan. Fakta ini mempunyai unsur yang bermakna, karena merupakan pantulan respon-respaon subyek kolektif dan individual dalam masyarakat. Subyek tersebut selalu berinteraksi dalam masyarakat untuk melangsungkan hidupnya. Pandangan Dunia Dalam teori struktulasime-genetiknya, ia juga mengembangkan konsep pandangan dunia vision du monde world vision. Maksud dari konsep ini adalah struktur global yang bermakna, yakni suatu pemahaman dunia secara total yang mencoba menangkap maknanya, dengan segala kerumitan dan keutuhannnya. Goldmann Goldmann dalam Sapardi Djoko Damono,198440-41 juga menyatatakan bahwa pandangan dunia sangat erat kaitannya dengan kelas-kelas sosial, artinya pandangan dunia selalu merupakan pandangan kelas sosial. Bagi Goldmann, pandangan dunia bukanlah merupakan fakta empiris secara langsung, tetapi ia adalah struktur gagasan , aspirasi, dan perasaan yang dapat menyatukan suatu kelompok sosial di hadapan kelompok sosial yang lain. Menurutnya, padangan dunia adalah abstraksi yang mencapai bentuk konkrit dalam sastra dan dunia ini tidak lain adalah suatu bentuk kesadaran yang menyatukan individu-individu menjadi suatu kelompok yang memiliki identitas kolektif. Pandangan dunia bukan hanya merupakan ekspresi kelompok sosial, tetapi juga kelas sosial. Konsep ini bisa dilihat melalui pengarang, seorang pengarang merupakan anggota sosial, sebab lewat suatu kelaslah ia berinteraksi dan berhubungan langsung dengan perubahan sosial dan politik yang besar. Perubahan sosial dan politik akan merangsang adanya kesadaran kelas, karena perubahan tersebut merupakan ekspresi antagonisme kelas. Karya sastra sebagai struktur bermakna itu akan mewakili pandangan dunia visiun du monde penulis, tidak sebagai individu melainkan sebagai anggota masyarakatnya. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa strukturalisme genetik merupakan penelitian sastra yang menghubungkan antara struktur sastra dengan struktur masyarakat melalui pandangan dunia atau ideologi yang diekspresikannya. Oleh karena itu, karya sastra tidak akan dapat dipahami secara utuh jika totalitas kehidupan masyarakat yang telah melahirkan teks sastra diabaikan begitu saja Endraswara 200357. Dalam karya sastra, Goldmann berpendapat bahwa pandangan dunia akan menentukan struktur suatu karya sastra. Ia menyatakan bahwa karya yang sahih adalah karya sastra yang memiliki kepaduan internal yang menyebabkannya mampu mengekspresikan kondisi manusia secara universal dan mendasar. Pandangan dunia itu sendiri menurut Umar Junus 198816 terikat pada masa tertentu dan ruang tertentu. Keterlambatannya kepada masa tertentu menyebabkan ia mesti bersifat sejarah. Sehingga, sebuah analisis Strukturalisme-Genetik didasarkan faktor kesejarahan tanpa menghubungkannya dengan fakta-fakta sejarah suatu subjek kolektif di mana suatu karya diciptakan, tidak seorangpun akan mampu memahami secara komprehensif pandangan dunia atau hakikat makna dari karya yang dipelajari Goldman dalam Zaenudin Fananie, 2000120. Pandangan dunia yang ditampilkan pengarang lewat tokoh problematik problematic hero merupakan suatu struktur global yang bermakna. Pandangan dunia ini bukan semata-mata fakta empiris yang bersifat langsung, tetapi merupakan suatu gagasan, aspirasi dan perasaan yang dapat mempersatukan suatu kelompok sosial masyarakat. Pandangan dunia itu memperoleh bentuk konkret di dalam karya sastra. Pandangan dunia bukan fakta. Pandangan dunia tidak memiliki eksistensi objektif, tetapi merupakan ekspresi teoritis dari kondisi dan kepentingan suatu golongan masyarakat tertentu. Hal-hal tersebut di atas dimaksudkan untuk menjembatani fakta estetik. Goldmann dalam Zaenudin Fananie, 2000118. Adapun fakta estetik dibaginya menjadi dua tataran hubungan yang meliputi a Hubungan antara pandangan dunia sebagai suatu realitas yang dialami dan alam ciptaan pengarang. b Hubungan alam ciptaan dengan alat sastra tertentu seperti diksi, sintaksis, dan style yang merupakan hubungan struktur cerita yang dipergunakan pengarang dalam ciptaannya. Menurut Goldmann dalam Umar Junus, 198816 hubungan genetik antara pandangan dunia pengarang dalam sebuah novel atau karya adalah pandangannya dengan pandangan dunia pada suatu ruang tertentu dalam masa tertentu, sehingga pendekatan ini dikenal dengan Strukturalisme-Genetik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan dunia pengarang terdiri dari hubungan antara konteks sosial dalam novel dengan konteks sosial kehidupan nyata dan hubungan latar sosial budaya pengarang dengan karya sastra. Sosial Yakob Sumardjo 198212 berpendapat bahwa sastra adalah produk masyarakat, berada di tengah masyarakat, karena dibentuk oleh anggota masyarakat berdasarkan desakan emosional dan rasional dari masyarakat. Konteks sosial novel merupakan karya sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejalagejala sosial di sekitarnya. Oleh karena itu, kehadiran karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, sebuah karya sastra berakar pada kultur tertentu dan masyarakat tertentu Iswanto dalam Jabrohim 200161. Belakang Sosial Budaya Pengarang Latar belakang sosial budaya pengarang dapat mempengaruhi penciptaan karya-karyanya, karena pada dasarnya sastra mencerminkan keadaan sosial baik secara individual pengarang maupun secara kolektif. Seorang pengarang adalah anggota kelas sosial, maka lewat suatu kelaslah ia berhubungan dengan perubahan sosial dan politik yang besar. Perubahan sosial dan politik itu sendiri adalah ekspresi antanogis kelas, dan jelas mempengaruhi kesadaran kelas Sapardi Djoko Damono 197842. Kelas sosial pengarang akan mempengaruhi bentuk dan karya yang diciptakannya, sebagaimana dikatakan Griff dalam Faruk 1999 a 55 sekolah dan latar belakang keluarga dengan nilai-nilai dan tekanannya mempengaruhi apa yang dikerjakan oleh sastrawan. Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kehidupan sosial budaya pengarang akan mempengaruhi karya sastra yang ditulis. Pengarang merupakan bagian dari komunitas tertentu. Kehidupan sosial budaya pengarang akan dapat mempengaruhi karya sastranya. Pengarang menyalurkan reaksinya terhadap fenomena sosial budaya dan mengeluarkan apa yang ada dalam pikirannya tentang satu peristiwa. Kehidupan sosial budaya pengarang akan memunculkan pandangan dunia pengarang karena pandangan dunia pengarang terbentuk dari pandangan pengarang setelah berintereaksi dengan pandangan kelompok sosial masyarakat. Pengarang Ideologi atau pandangan pengarang akan memunculkan pandangan dunia pengarang, karena pandangan dunia pengarang terbentuk dari pandangan pengarang setelah ia berinteraksi dengan pandangan kelompok sosial masyarakat pengarang. Masalah yang berkaitan di sini adalah dasar ekonomi, produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan di dalam karya sastra. Dalam melakukan kajian dengan metode strukturalisme genetik, langkah-langkah yang ditawarkan oleh Laurensin dan Swingewood yang disetujui oleh Goldman dalam Jabrohim 2001 64-65 sebagai berikut Peneliti sastra itu dapat kita ikuti sendiri. Mula-mula sastra diteliti strukturnya untuk membuktikan jaringan bagian-bagiannya sehingga terjadi keseluruhan yang padu dan holistik. Penghubungan dengan sosial budaya. Unsur-unsur kesatuan karya sastra dihubungkan dengan sosio budaya dan sejarahnya, kemudian dihubungkan dengan struktur mental yang berhubungan dengan pandangan dunia pengarang. Dalam teorinya, Golmann juga menggunakan konsep strukturasi. Menurutnya Goldmann dalam Faruk, 201271-73, karya sastra merupakan produk strukturasi dari subjek kolektif. Sebab itulah karya sastra mempunyai struktur yang koheren dan terpadu. Dalam teori strukturalisme-genetik, konsep struktur karya sastra berbeda dengan konsep struktur secara umum. Melalui esai yang berjudul “ The Epistemology of Sociology”, Golmann menyatakan dua pendapat mengenai karya sastra pada karya sastra merupakan ekspresi pandangan dunia imajiner. Kedua, dalam usaha mengekspresikan pandangan dunia, pengarang menciptakan tokoh-tokoh, objek-objek dan relasi-relasi secara imajiner. Melalui kedua pendapatnya tersebut, Goldmann membedakan karya sastra dar filsafat dan sosiologi. Goldmann menyatakan bahwa filsafat mengekspresikan pandangan dunia secara konseptual, sedangkan sosiologi mengacu pada empirisitas. Berdasarkan kedua pendapatnya itu, maka dapat dikatakan bahwa Goldmann mempunyai konsep struktur yang bersifat tematik. Pusat perhatiannya adalah relasi antara tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan objek yang ada di sekitar dirinya. dan Penjelasan Adapun yang dimaksud dengan konsep pemahaman adalah usaha mendeskripsikan struktur objek yang dipelajari. Sedangkan maksud dari penjelasan adalah usaha menggabungkannya ke dalam struktur yang lebih besar Goldmann dalam Faruk, 201279. Pemahaman adalah usaha untuk mengerti identitas bagian, sedangkan penjelasan adalah usaha untuk mengerti makna bagian itu dengan menempatkannya dalam keseluruhan yang lebih besar Faruk, 201279 Sinopsis Novel Sebagaimana yang telah disinggung di awal bahwa novel Orang-orang Proyek menceritakan sebuah penggalan perjalanan hidup seorang insinyur muda bernama Kabul yang juga seorang mantan aktivis kampus yang kemudian menjadi insinyur muda dan bekerja di sebuah proyek pembangunan jembatan milik pemerintah. Ia merasa proyek tersebut menjadi beban berat secara permainan yang sangat bertentangan dengan prinsip hidupnya sebagai manusia yang memegang prinsip. Tanpa terasa proyek pemabangunan jembatan tersebut telah berjalan tiga bulan. Namun karena pembangunan dimulai ketika hujan masih sering turun, maka volume pekerjaan yang dicapai berada di luar target. Menghadapi kenyataan ini, Kabul sering uring-uringan. Ia jengkel karena hambatan ini sesungguhnya bisa dihindari bila saja pemerintah sebagai pemilik proyek dan para politikus tidak terlalu banyak campur tangan dalam tingkat pelaksanaan. Proyek yang dibiayai dengan dana pinjaman luar negeri ini akan menjadi beban masyarakat, mereka anggap milik pribadi. Kabul tahu bagaimana bendahara proyek mengeluarkan dana untuk kegiatan partai golongan penguasa. Di dalam proyek itu Kabul bekerja dengan Dalkijo yang merupakan seniornya di proyek itu. Ia dan Dalkijo sama-sama seorang insinyur yang berasal dari lapisan masyarakat bawah. Walau pun keduanya memiliki latar belakang ekonomi yang rendah, tapi setelah mereka sama-sama terlepas dari kemiskinan, ada perbedaan yang sangat jelas menyekat keduanya. Dalkijo yang telah sukses menjadi insinyur, tidak lagi mau mengingat kemiskinan yang pernah melilitnya. Gaya hidupnya tidak lagi mencerminkan kesederhanaan. Ia benar-benar dendam dengan kemelaratan dan kemiskinan. Demi untuk mencapai kekayaan yang diimpikannya, Dalkijo menghalalkan segala cara di dalam pekerjaannya. Dalkijo tidak pernah benar-benar professional dalam melaksanakan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Permainan lelang , lobi dan lain-lain dalam pekerjaannya dianggap sebagai hal yang biasa saja. Padahal hal itu berefek pada mutu hasil proyek yang menjadi taruhan dan masyarakat yang mengemban dampak buruknya. Tapi Dalkijo tidak memperdulikan semua itu. Baginya profesionalitas tidak penting, karena yang terpenting adalah bagaimana ia bisa meraup keuntungan yang sebesar-besarnya untuk memperkaya dirinya. Sebab hanya dengan bersikap pragmatislah, kemiskinan bisa dihentikan. Berbeda dengan Dalkijo, Kabul yang juga memiliki latar belakang hidup yang miskin, tapi setelah dia sukses tetap mempertahankan gaya hidup yang sederhana. Kesuksesan yang diaraihnya tidak disikapi dengan penuh dendam. Sebagai insinyur, ia tetap mempertahankan idealismenya, bekerja dengan baik dan selalu professional. Baginya, semua proyek termasuk proyek pembangunan jembatan yang sedang dikejakan, harus dikerjakan secara professional. Tapi karena dia sendiri yang tetap bertahan dengan idealismenya, sementara insinyur dan pekerja proyek yang lain rela mempermainkan proyek tersebut, akhirnya Kabul memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut dan memilih untuk tidak bekerja sebagi orang-orang proyek yang tidak lagi professional menurutnya. Sebab baginya, proyek yang dikerjakannya sangat bertentangan dengan idealismenya. Baginya, proyek itu tidak lagi dikerjakan untuk memberi kemakmuran bagi masyarakat setempat, tetapi dijadikan ladang keuntungan bagi pihak-pihak tertentu yang dengan serakah mengambil keuntungan. Analisis Novel Sebuah Aplikasi Teori Strukuralisme-Genetik Dengan melihat sinopsis yang ditulis di atas, tampak bahwa ada penyimpangan yang terjadi di dalam pengerjaan proyek tersebut. Hal tersebut secara lebih luas juga bisa dilihat dalam kutipan-kutipan isi novel sebagai berikut Kutipan I Dan campur tangan itu ternyata tidak terbatas pada penentuan awal pekerjaan yang menyalahi rekomendasi para perancang, tapi msauk juga hal-hal lain. Proyek ini, yang dibiayai dengan dana pinjaman luar negeri dan akan menjadi beban masyarakat, mereka anggap sebagai milik pribadi. Kabul tahu bagaimana bendahara proyek wajib mengeluarkan dana untuk kegiatan partai golongan penguasa. Lewat kutipan ini, dapat dilihat adanya pihak yang telah mengambil keuntungan di balik proyek pembangunan jembatan yang diuntungkan pastinya bukan masyarakat secara umum melainkan golongan-golongan penguasa. Kutipan II “Mas, mutu pasir giling ini kurang baik,ya? Pasti batu kalinya juga bermutu rendah.” Kabul mengangkat alis. Dalam hati dia memuji adiknya yang bermata jeli. “Di sana tadi saya lihat besi rancang betonnya buatan pabrik yang tak punya merek dagang. Mas percaya akan mutunya?” Sekali lagi Kabul mengangkat alis.”Oh, adikku, kamu belum tahu betapa sulit menaati ketentuan ilmu teknik di proyek ini. Karena anggaran sudah jadi bancakan, sehingga semua sektornya harus ditekan. Biro pengawas yang menjamin pengawas yang menjamin mutu proyek pun tidak kebal duit. Dan orang-orang DPRD?Ah, mereka tak mau pusing apakah pasir atau besi beton memenuhi persyaratan teknik atau tidak. Bagi mereka yang penting bendaharawan proyek tahu’ bila mereka datang. Kutipan di atas menunjukkan betapa pragmatisnya orang-orang proyek dan pihak-pihak pemerintah yang terlibat di dalamnya. Mereka tidak memperdulikan lagi apa sebenarnya tujuan dari dibangunnya jembatan tersebut, yang penting bagi mereka adalah bisa mengambil keuntungan dari proyek yang mereka garap, bukan semata-mata untuk kesejahteraan umum. Kutipan III “Saya tahu dia jenuh. Dia, saya juga, termasuk orang yang ingin melihat budi luhur sebagai tujuan dan milik orang beragama. Kabul kecewa akan kenyataan yang tidak demikian. Di proyek yang sedang digarap, Kabul menghadapi permainan-permainan kotor yang dilakukan oleh mereka yang resmi mengaku beragama, sudah pula ditatar dengan pedoman pengamalan mereka tetap serakah. Anggaran, fasilitas maupun barang-barang proyek yang sesungguhnya milik rakyat acap menjadi bancakan…” Melihat pada kutipan tersebut di atas, sepertinya penulis menggambarkan idealisme Kabul yang kokoh. Selain itu, penulis juga seolah-olah menjelaskan betapa bangsa inikhususnya pemerintah dan orang-orang proyek sudah tidak lagi mementingkan kemaslahatan umum. Mereka hanya menjadikan proyek sebagai lahan untuk digarap dengan keserakahan mereka. Kutipan IV Memang Kabul sering ditertawakan Dalkijo.“Apa dengan memperthankan idealismemu orang-orang miskin di sekeliling kita menjadi baik?” seloroh Dalkijo suatu saat.”Apa kejujuranmu cukup berarti untuk mengurangi korupsi di negeri ini?” Dari kutipan yang satu ini, tampak adanya sifat pesimis yang ada di dalam pikiran tokoh Dalkijo. Kejujuran yang ditampakkan oleh Kabul seolah tidak berarti apa-apa, sebab hanya sedikit sekali yang berani jujur, yang lain malah terjebak pada permainan kotor yang telah novel ini, Dalkijo merupakan tokoh yang sangat pragmatis. Walaupun ia memiliki latar belakang yang sama dengan Kabul, tapi ia tidak bisa bersikap ideal dan professional seperti Kabul. Dengan kata lain, ia telah terbawa arus oleh budaya hidup korupsi di sekitarnya. Struktur Karya Sastra Manusia-manusia yang ada di dalam novel tersebut antara lain meliputi Kabul, Dalkijo, pak Tarya dan Basar. Lingkungan alamnya adalah alam yang potensial, seperti sungai dan sekitarnya. Lingkungan kulturalnya adalah pedesaan, kampung, warteg,gosip, agama Islam. Lingkungan sosial pekerja proyek yang kaya dan pragmatis,pekerja proyek yang sukses dan idealis, rakyat miskin, orang kampung, perempuan. Relasi oposisi yang terbangun dari lingkaran imajiner tersebut adalah sebagai berikut Oposisi kultural Sikap manusia yang pragmatis berlawanan dengan pekerja yang idealis, pragmatis mendominasi dan mengalahkan yang idealis. Kejujuran dan kelicikan. Orang-orang desa dan kota. Oposisional tersebut semuanya merupakan bagian dari oposisional yang lebih besar, yaitu tradisional dan modernisme. Di antara oposisi tersebut ditengahi oleh pendidikan tinggi dan pencapaian kemapanan hidup. Oposisi alamiah Alam lahan desa yang menjadi objek proyek pembangunan jembatan oleh manusia dan secara tidak langsung alam juga sebagai subjek bagi manusia, alam ikut membentuk manusia. Oposisi sosial masyarakat biasa dan politikus yang korupsi, para penduduk kampung dan orang-orang proyek yang tidak professional. Oposisi manusia Kabul yang idealis dan Dalkijo yang pragmatis. Pandangan Dunia Struktur karya sastra di atas mengekspresikan pandangan dunia yang idealis-humanis dan sosialis-religius. Idealis-humanis ini terangkum dalam salah satu sila dalam pancasila, yaitu sila ke-2, yang berbunyi kemanusian yang adil dan beradab. Di dalam sila ini manusia, khususnya bangsa Indonesia dituntut untuk berbuat adil dan menjunjung tinggi sikap yang beradab, yakni tidak merugikan satu sama lain. Di dalam novel ini, tokoh utama telah mencerminkan sikap ideal yang tercantum dalam sila tersebut. Lewat tokoh Kabul, penulis, Ahmad Tohari secara tidak langsung menolak keras praktik korupsi di semua aspek karena bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang ideal, sebagimana yang telah tertera dalam pancasila sebagai ideologi dan dasar Negara Indonesia. Demikianlah pandangan dunia yang ditampilkan oleh Ahmad Tohari, karena bagaimana pun Ahmad Tohari adalah bangsa Indonesia yang juga menganut ideology pancasila. Ia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai yang tersirat di dalam setiap sila Pancasila, salah satunya yang sangat konteks dengan karyanya ini adalah sila yang kedua, yakni kemanusiaan yang adil dan beradab. Struktur Sosial Pada saat novel ini ditulis, yakni sekitar tahun 2001, struktur sosial masyarakat Idonesia sedang digandrungi penyakit korupsi yang kian mewabah. Para pejabat sering memanfaatkan kesempatan untuk memperkaya diri, tetutama para elit politik yg sedang marak mencari dana kampanye. Banyak kelicikan yang dilakukan oleh golongan tertentu untuk suatu kepentingan tertentu pula yang tidak berpihak pada masyarakat bawah. Fenomena ini terjadi seiring dengan digalakkannya sistem pemerintahan yang demokratis. Tetapi sistem pemerintahan yang berjalan tidak benar-benar demokratis. Banyak partai dan golongon baru yang bermuculan untuk berlombah-lombah mencapai tujuan dan kepentingan masing-masing. Kemudian setiap partai atau golongan yang memiliki ruang kekuasaan selalu memanfaatkan ruang tersebut untuk memperkaya diri dan golongan-golongan tertentu. Bagi masyarakat yang mendapatkan ruang di birokrasi, maka mereka memanfaatkan birokrasi untuk mencapai tujuan dan kepentingan pribadi mereka. Bagi yang mendapatkan ruang atau peluang di lingkungan kerja proyek pemerintah dll., maka mereka akan memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari proyek tersebut sebagaimana yang telah diangkat dalam novel Ahmad Tohari tersebut, yakni mengambil keuntungan dengan tanpa memperdulikan aturan-aturan yang semestinya. Banyak proyek yang di dalamnya terdapat permainan-permainan kotor yang dilakukan oleh oknum masyarakat, terutama mereka yang tidak memiliki idealisme yang kuat untuk tidak melakukan korupsi atau penyimpangan-penyimpangan yang lain. Sebagimana yang telah pernah dinyatakan oleh Faruk HT., realitas kehidupan yang demikianlah yang membuat novel yang diteliti penulis ini menjadi “dongeng yang nyata”dongen tetapi nyata, nyata tetapi dongeng Faruk,171. Atau dengan kata lain dunia nyata direpresentasikan oleh novel, sebab ada homologi antara struktur yang ada di dalam novel dengan struktur yang ada di dalam sosial masyarakat SIMPULAN Berdasarakan pada analisis yang telah dijelaskan sebelumnya dan sesuai dengan rumusan masalah, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut dalam novel Orang-orang Proyek Novel tersebut menceritakan banyak tokoh, tapi penulis hanya mengambil beberapa tokoh yang dianggap penting dalam penelitian ini, yaitu antara lain; Kabul, Dalkijo, Pak Tarya, Basar. Adapun lingkungan alamnya adalah berupa alam yang potensial, seperti sungai dan sekitarnya. Lingkungan kulturalnya adalah pedesaan, kampung, warteg, gosip, agama Islam. Lingkungan sosial pekerja proyek yang kaya dan pragmatis, koruptor dan pekerja proyek yang sukses dan idealis, rakyat miskin, orang kampung, perempuan. Relasi oposisi yang terbangun dari lingkaran imajiner tersebut adalah sebagai berikut Oposisi kultural Sikap manusia yang pragmatis berlawanan dengan pekerja yang idealis, pragmatis mendominasi dan mengalahkan yang idealis. Kejujuran dan kelicikan. Orang-orang desa dan kota. Oposisional tersebut semuanya merupakan bagian dari oposisional yang lebih besar, yaitu tradisional dan modernisme. Di antara oposisi tersebut ditengahi oleh pendidikan tinggi dan pencapaian kemapanan hidup. Oposisi alamiah Alam lahan desa yang menjadi objek proyek pembangunan jembatan oleh manusia dan secara tidak langsung alam juga sebagai subjek bagi manusia, alam ikut membentuk manusia Oposisi sosial masyarakat biasa dan politikus yang korupsi, para penduduk kampung dan orang-orang proyek yang tidak professional. Oposisi manusia Kabul yang idealis dan Dalkijo yang pragmatis. Pandangan Dunia Struktur karya sastra di atas mengekspresikan pandangan dunia yang idealis-humanis dan sosialis-religius. Idealis-humanis ini terangkum dalam salah satu sila dalam pancasila, yaitu sila ke-2, yang berbunyi kemanusian yang adil dan beradab. Di dalam sila ini manusia, khususnya bangsa Indonesia dituntut untuk berbuat adil dan menjunjung tinggi sikap yang beradab, yakni tidak merugikan satu sama lain. Di dalam novel ini, tokoh utama telah mencerminkan sikap ideal yang tercantum dalam sila tersebut. Lewat tokoh Kabul, penulis, Ahmad Tohari secara tidak langsung menolak keras praktik korupsi di semua aspek karena bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang ideal, sebagimana yang telah tertera dalam pancasila sebagai ideologi dan dasar Negara Indonesia. Demikianlah pandangan dunia yang ditampilkan oleh Ahmad Tohari, karena bagaimana pun Ahmad Tohari adalah bangsa Indonesia yang juga menganut ideology pancasila. Ia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai yang tersirat di dalam setiap sila Pancasila, salah satunya yang sangat konteks dengan karyanya ini adalah sila yang kedua, yakni kemanusiaan yang adil dan beradab. Sosial Pada saat novel ini ditulis, yakni sekitar tahun 2001, struktur sosial masyarakat Idonesia sedang mengidap penyakit korupsi yang kian mewabah. Para pejabat sering memanfaatkan kesempatan untuk memperkaya diri, tetutama para elit politik yg sedang marak mencari dana kampanye. Banyak kelicikan yang dilakukan oleh golongan tertentu untuk suatu kepentingan tertentu pula yang tidak berpihak pada masyarakat bawah. Fenomena ini terjadi seiring dengan digalakkannya sistem pemerintahan yang demokratis. Tetapi sistem pemerintahan yang berjalan tidak benar-benar demokratis. Banyak partai dan golongon baru yang bermuculan untuk berlombah-lombah mencapai tujuan dan kepentingan masing-masing. Kemudian setiap partai atau golongan yang memiliki ruang kekuasaan selalu memanfaatkan ruang tersebut untuk memperkaya diri dan golongan-golong tertentu. Hal itu yang kemudian menjadi salah satu menyebab seseorang bersikap pragmatis dalam mengerjakan suatu tugas atau kewajiban yang menjadi tangggung jawabnya. Dengan menggunakan metode dialektik, dapat ditemukan kenyataan bahwa no vel tersebut mengekspresikan pandangan dunia yang diyakini oleh lingkungan karakter sosial tertentu yakni masyarakat sosial yang idealis dan humanis yang dihadapkan pada lingkungan masyrakat yang pragmatis, yang kemudian menyebabkan penyimpangan-penyimpangan di dalamnya patologi sosial. Homologi antara struktur karya sastra novel ini dengan strukrur sosial tempat novel tersebut dilahirkan merupakan embrio dari adanya pandangan dunia yang ditampilkan oleh pengarang. Terlepas dari hasil pencapaian tujuan penelitian yang telah penulis uraiakan, sebuah karya sastra termasuk novel Orang-orang Proyek selalu terbuka untuk diteliti dengan berbagai pendekatan. Penelitian dalam tulisan ini bukanlah suatu hal yang yang final dari sebuah proses penelitian. Novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari yang menjadi objek dalam penelitian ini masih dapat dipahami dan diinterpretasi maknanya melalui berbagai pendekatan dan karena itu, penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi gerbang bagi para peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA Faruk. 1999 a. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta Pustaka Pelajar. _____. 1999 b. Strukturalisme – Genetik Teori General, Perkembangan Teori, dan Metodenya.Yogyakarta Masyarakat Poetika Indonesia. Jabrohim ed.. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Hanindita Graha Widia. Nugraheni Makna Totalitas Novel Para Priyayi dan Novel Jalan Menikung Karya Umar Kayam Pendekatan Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta Gama Media. Sapardi Djoko Damono. 1978. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud. Semi, Atar. 1989. Kritik Sastra. Bandung Angkasa. Suwardi Endraswara. 2003. Metodologi Penelitian Sastra Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta Pustaka Widyatama. Teeuw, A. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta Pustaka Jaya. Umar Junus. 1986. Resepsi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta PT. Gramedia. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995. Teori Kesusasteraan. Terjemahan Melani Budianto. Jakarta Gramedia. Yakob Sumardjo. 1982. Masyarakat dan Sastra Indonesia. Yogyakarta Nur Cahaya. Zaenuddin Fananie. 2000. Telaah Sastra. Surakarta Muhammadiyah University Press.
Filter ByUpdating statusAllOngoingCompletedSort ByAllPopularRecommendationRatesUpdated AKIBAT ORANG KETIGA Fahira dan Gilang berpisah karena orang ketiga yang tidak lain adalah sahabat Fahira sendiri. Fahira memergoki suaminya sedang berduaan di kamar Hesti sahabatnya. Dan lebih gilanya, ibu mertua Fahira justru mendukung anaknya untuk berpisah dengan Fahira. Alasan mertua Fahira, karena Hesti memili viewsCompleted Bukan Orang Ketiga Tumbuh menjadi sosok gadis yang memiliki kecantikan paripurna nyatanya tak membuat seorang Shofia Karina menjadi istimewa. Dunia memandangnya berbeda dan kejam saat tahu tentang jati diri yang dimilikinya dan juga masa lalu kelam sang bunda. Membuat gadis itu tak memiliki keberanian untuk mengklaim sesuatu sebagai miliknya. Hidupnya hanya selalu belajar ikhlas merelakan apapun yang ia miliki saat diinginkan orang lain. Namun, bagaimana jika keikhlasannya dihadapkan pada sebuah hati dan cinta yang ia miliki tengah diinginkan orang lain? Mampukah Shofi mengikhlaskan cintanya pada orang lain? "Kenapa kamu selalu memberikan apapun milikmu yang diinginkan orang lain?" "Aku hanya sedang belajar ilmu ikhlas, juga aku takut sesuatu yang aku miliki tanpa aku sadari ternyata itu sebenarnya milik orang lain." "Lalu jika seseorang menginginkan suamimu ... apa kamu juga akan memberikanku pada mereka?" viewsCompleted RINDU SUAMI ORANG Aku rindu suami orang? Percayalah, perselingkuhan itu manis di depan pahit di belakang. Bagaimana setelah kamu melakukan perselingkuhan, lalu endingnya cerai. Setelah itu pasanganmu menikah lagi dengan wanita yang lebih baik darimu. Kemudian, mereka lebih sukses, si mantan memperlakukan istrinya dengan kasih sayang, dan endingnya kamu pasti akan rindu sosok mantan suamimu itu, yang sudah menjadi suami orang. viewsCompleted Orang Ketiga Indonesia Dacytta Peach Apa yang sudah ia miliki, tidak boleh jatuh ke tangan orang lain. Begitu pun dengan Lea oleh calon tunangannya sendiri, membuat Lea merasa tidak adil dan akhirnya rela menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Varell hanya puas menjadi orang ketiga, Lea akhirnya menyadari satu hal keji dalam kehidupan Varell. Hal apa itu? Kamu pasti tidak bisa membayangkannya. viewsOngoing sayang salah orang Iche Azhahira jangan mengantung kan harapan ketika tidak bisa di lakukan jangan berjanji ketika jadi pengecut yang tidak bisa menepati janji bertahan bukan menetap tapi bertahan pilihan viewsOngoing AKU ANAK ORANG KAYA, MAS! Ana adalah anak dari keluarga Ardi Dinata, seorang pengusaha ternama di kotanya. Namun, ia menyamar jadi anak jalanan untuk mengetahui sikap mertua dan suaminya. viewsCompleted Orang Ketiga Di Pernikahanku Dipaksa menikah dengan CEO tampan dan kaya raya? Tentu saja aku mau! Mana ada terpaksa-terpaksanya. Itu, mah, namanya terpaksa tapi nikmat! Hari ini... aku menikahi cinta pertamaku. Ketika pria itu mengucap ijab kabul, menyematkan cincin di jari manisku, dan mengecup keningku penuh kasih di hari pernikahan kami. Rasanya itu semua seperti mimpi. Aku senang karena akhirnya dia akan menjadi cinta terkahirku juga. Namun, aku terlalu jumawa. Harapanku pupus tatkala mengetahui ternyata jauh sebelum kami menikah, dia sudah mencintai wanita lain selain diriku. "Padahal kukira akulah pemeran utamanya. Ternyata, aku hanyalah orang ketiga dalam hubungan kita." ~Sheril *** Sila follow Instagram penulis Mayangsu_ untuk mengetahui jadwal update novel ini. viewsCompleted Karena Kita Orang Miskin Aisyah Nur Permata Menjadi orang miskin dan tak mampu, bukan keinginan Ratna. Hanya karena ingin memenuhi keinginan anak yang sedang sakit, Ratna rela menebalkan muka meminjam uang. Namun, pada akhirnya hanyalah caci maki yang didapatnya. viewsCompleted Saudara Rasa Orang Lain Akankah HARTA, selamanya menjadi tolok ukur para keluarga, walau saudara sekandung sekalipun. Ketika kita susah, tak ada yang mau mendekat sama sekali, walau saudara kandung sekalipun. Dan ketika kita kaya, maka semuanya akan menganggap kita saudara. viewsCompleted Orang Asing Itu Kekasihku Aku Mia seorang dokter berusia 28 tahun. Aku mendadak dijodohkan dengan kekasih kakak aku sendiri. Kakak aku bernama Aluna dan kekasih dia bernama Andri. Tapi aku menolak perjodohan ini sebab aku tidak mungkin mengambil kekasih kakak aku sendiri. Aku bertemu orang Asing yang mendadak mengaku sebagai kekasih aku di depan keluargaku. Aku bekerja sama dengan orang yang tidak aku kenal sama sekali dan isa kami juga berbeda jauh. Bahkan aku belum mengetahui nama dia. Apakah keluarga aku bisa percaya dan yakin terhadap hubungan kami berdua? viewsCompleted
1Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI OLEH ANDREY PRANATA 050701036 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI OLEH ANDREY PRANATA 050701036 Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan mengikuti ujian skripsi dan telah disetujui oleh Pembimbing I, Pembimbing II, Dra. Nurhayati Harahap, Drs. Isma Tantawi, NIP 131676481 NIP 131570496 Departemen Sastra Indonesia Ketua, Dra. Nurhayati Harahap, NIP 131676481 3Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA ABSTRAK Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang terhadap realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik apabila karya sastra tersebut dapat mencerminkan zaman serta situasi dan kondisi yang berlaku dalam masyarakatnya. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran bagaimana hubungan antara nilai struktural dengan nilai sosiologis yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis telah menelaah novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari dan telah menerapkan teori struktural dan sosiologis. Dengan menerapkan kerangka teori itu dapat diperoleh gambaran tentang hubungan struktur dan nilai-nilai sosial yang terdapat dalam novel tersebut. Masalah dalam analisis skripsi ini dibatasi pada bagian-bagian yang memegang peranan penting dalam tubuh novel Orang-Orang Proyek yaitu latar, alur, penokohan, dan tema. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah, untuk menguraikan struktur novel Orang-Orang Proyek yang mencakup latar, alur, penokohan, dan tema; dan menguraikan nilai-nilai sosiologis yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek. Manfaat dari penelitian ini untuk memperkaya pengkajian dan pengapresiasian karya sastra Indonesia, memberikan informasi kepada pembaca tentang nilai-nilai sosial yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek, dan menambah pengetahuan masyarakat tentang sastra dan ilmu sastra. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode membaca heuristik dan hermeneutik. Tema novel Orang-Orang Proyek ini berkisar pada persoalan korupsi yang terjadi di dalam pengerjaan proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor dan masalah percintaan terjadi di proyek antara Kabul dan Wati. Cerita disusun dalam bentuk alur maju yang hubungan-hubungannya begitu logis, yaitu hubungan sebab akibat. Penggarapan watak tokoh dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu fisiologis, sosiologis, dan psikologis. Jumlah tokoh sekitar delapan orang, terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Latar dibedakan atas latar waktu, latar tempat, dan latar situasi. Nilai-nilai sosiologis yang tercermin dalam novel ini adalah nilai budaya, nilai politik, dan nilai percintaan. 4Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah Swt atas segala rahmat-Nya yang telah memberikan semangat dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dari awal sampai akhir penyelesaian skripsi ini, penulis mengalami kesulitan-kesulitan yang disebabkan kurangnya bahan-bahan, kemampuan dan pengalaman. Skripsi ini berjudul Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra. Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana bidang Ilmu Sastra Indonesia di Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara. Terima kasih penulis ucapkan kepada 1. Bapak Drs. Wan Syaifudin, Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Dra. Nurhayati, sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. Isma Tantawi, sebagai pembimbing II, yang telah memberikan petunjuk dan saran yang berguna serta dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Seluruh dosen pengajar, khususnya Bapak Drs. Asrul Siregar, sebagai dosen wali yang selalu memberikan dorongan selama penulis mengikuti perkuliahan di Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara. 4. Keluargaku Ayah Edi Bambang dan Ibunda Suarti Sinaga tercinta serta Kakak Yofi, Kakak Youlan, dan Adikku Dikky Angriawan yang tidak 5Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. pernah lupa memberi dorongan dan memanjatkan doa kepada Allah Swt untuk keberhasilan penulis. 5. Kepada perempuan yang paling spesial di hatiku, Sepratih Surbakti, yang selalu memotivasi penulis untuk cepat menyelesaikan skripsi, yang selalu menjadi inspirasi penulisan skripsi penulis, dia cahaya penerang langkahku selamanya. 6. Teman-teman Sasindo berbagai stambuk dan khususnya stambuk 2005 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu, memberikan semangat, dan dorongan kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini berguna bagi pembaca dan dapat membangkitkan minat untuk membicarakan ilmu sastra lebih dalam. Medan, Maret 2009 Andrey Pranata NIM 050701036 6Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. DAFTAR ISI ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...iii BAB I PENDAHULUAN...1 Latar Belakang Masalah...2 Rumusan masalah...3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...4 Tujuan Penelitian...4 Manfaat Penelitian...5 BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA...6 Konsep...6 Landasan Teori...8 Tinjauan Pustaka...12 BAB III METODE PENELITIAN...14 Metode dan Teknik Pengumpulan Data...14 Teknik Analisis Data...18 Bahan Analisis...19 BAB IV PENDEKATAN STRUKTUR TERHADAP NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI...20 Tema...20 Alur...24 Penokohan...37 Latar...47 BAB V ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TERHADAP NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI...53 Nilai Budaya...53 Nilai Politik...57 Nilai Percintaan...61 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...65 Kesimpulan...65 Saran...66 DAFTAR PUSTAKA 7Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. BAB I PENDAHULUAN Belakang Masalah Sebuah karya sastra tercipta berdasarkan imajinasi pengarang. Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah suatu kenyataan bahwa seorang pengarang itu senantiasa hidup dalam suatu ruang dan waktu tertentu. Di dalamnya, ia akan senantiasa terlibat dengan berbagai permasalahan. Jabrohim 2001 167 mengatakan bahwa dalam bentuk yang paling nyata, ruang, dan waktu tersebut adalah masyarakat atau kondisi sosial, tempat berbagai pranata nilai di dalamnya berinteraksi. Dengan kata lain, konteks ini menyatakan bahwa suatu karya sastra bukanlah suatu karya yang bersifat otonom, berdiri sendiri, melainkan suatu yang terikat erat dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat karya itu diciptakan. Sebuah karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang terhadap realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik apabila karya sastra tersebut dapat mencerminkan zaman serta situasi dan kondisi yang berlaku dalam masyarakatnya. Sumardjo dan Saini K. M. 1991 9 mengatakan bahwa karya sastra yang baik juga biasanya memilki sifat-sifat yang abadi dengan memuat kebenaran-kebenaran hakiki yang selalu ada selama manusia masih ada. Wellek dan Waren 1984 276 mengatakan bahwa karya sastra adalah hasil ciptaan pengarang yang menggambarkan segala peristiwa yang dialami masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari. Karya sastra seorang pengarang mengandung kebenaran 8Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmasyarakat berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya sekaligus memasukkan unsur hiburan dan penerangan terhadap pengalaman hidup manusia. Betapa pun saratnya pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditawarkan, sebuah karya fiksi haruslah tetap merupakan cerita yang menarik. Tentu saja karya sastra harus bersifat menarik, sastra harus memiliki struktur dan tujuan estetis, koherensi keseluruhan, dan efek tertentu. Damono 2002 1 menyatakan bahwa karya sastra diciptakan sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah masyarakat, ia terikat oleh status sosial tertentu. Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium; bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Bagaimanapun juga, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang, yang sering menjadi bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau masyarakat. Berdasarkan beberapa uraian di atas disimpulkan bahwa sastra merupakan penafsiran kehidupan. Proses pengungkapan realita yang dilakukan pengarang di dalam karya sastranya, tidak terlepas dari berbagai faktor yang secara sadar atau tidak sadar turut mempengaruhi ide, visi atau sikap pengarang. Keseluruhan faktor tersebut berasal dari lingkungan masyarakat yang ditempati pengarang. Novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari ini yang terdiri dari 220 halaman. Novel ini merupakan karya dari seorang pengarang Indonesia yang pernah 9Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. mengenyam bangku kuliah, yakni di Fakultas Ilmu Kedokteran Ilmu Khaldun, Jakarta 1967-1970, Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman, Purwokerto 1974-1975, dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman 1975-1976. Ahmad Tohari pernah bekerja di majalah terbitan BNI ’46, keluarga dan Amanah. Novel ini berkisah tentang perjalanan hidup seorang insinyur, Kabul, dalam pengerjaan suatu jembatan di suatu desa. Novel ini juga bercerita tentang suatu percintaan yang bergejolak di suatu proyek pembangunan jembatan. Selain itu, novel ini juga berhasil menggambarkan keadaan dan situasi dalam pengerjaan proyek pembangunan jembatan. Dengan alasan di atas, penulis merasa tertarik untuk menganalisis novel ini dari segi sosiologisnya. Selain itu, sepanjang sepengetahuan penulis, novel ini belum pernah ditelaah oleh siapa pun baik dari segi sosiologis maupun dari segi lainnya. Rumusan Masalah Karya sastra merupakan dunia kemungkinan, artinya ketika pembaca berhadapan dengan karya sastra, maka karya sastra tersebut berhadapan dengan kemungkinan penafsiran. Setiap pembaca berhak memiliki penafsiran yang berbeda terhadap makna karya sastra. Hal ini terjadi karena sebuah karya sastra mempunyai sifat khas, seperti adanya “fiksionalitasâ€, “ciptaanâ€, dan “imajinatif†Wellek dan Warren, 1989 18-20. Ketiga unsur inilah yang menyebabkan masalah yang luas dan kompleks dalam dunia sastra. Hal ini juga telah memungkinkan beragamnya teori dan pendekatan terhadap karya sastra. 10Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Berdasarkan pendapat di atas, penulis akan menganalisis tentang unsur-unsur yang membangun sebuah karya sastra yang meliputi alur, penokohan, gaya bahasa, latar, pusat pengisahan, dan tema. Menurut Rachmat Djoko Pradopo 198674 sebuah cerita merupakan sebuah struktur yang terjalin dari unsur-unsur yang berjalin erat. Stanton 1965 11-12 membagi struktur cerita rekaan menjadi tema, fakta-fakta cerita, dan sarana-sarana sastra. Menurut Saleh Saad dalam Lukman Ali 1967 120 berpendapat bahwa unsur-unsur penting dalam sebuah struktur cerita ialah alur, penokohan, latar, dan pusat pengisahan. Hamidy 1983 14 mengatakan bahwa jika kita lihat sistematika bangunan karya fiksi, kita akan melihat beberapa bagian yang membentuknya. Di antara bagian-bagian itu yang sangat penting peranannya ialah tema, perwatakan, alur dan tempat kejadian, sistematika hubungan antara tokoh, dan gaya. Namun, mengingat masalah yang ditawarkan oleh dunia sastra terlalu luas maka penulis membatasi penelitian ini ialah 1. Pada bagian-bagian yang memegang peranan penting dalam tubuh novel Orang-Orang Proyek, yaitu latar, alur, penokohan, dan tema; 2. Penelitian ini juga menganalisis nilai-nilai sosial yang terkandung dalam novel Orang-Orang proyek, seperti nilai budaya, nilai politik, dan nilai percintaan. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Alasan-alasan yang telah dikemukakan pada bagian latar belakang merupakan faktor pendorong dilakukannya penelitian ini. Sedangkan tujuan penelitian ini 11Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. menyangkut masalah teoritis dan praktis. Hal ini berkaitan dengan latar belakang penulis sebagai salah seorang masyarakat sastra Indonesia yang bergerak di bidang akademik sastra sehingga penelitian ini dituntut untuk menitikberatkan landasan ilmiah dalam kegiatan penelitian sastra Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah,untuk a. Menguraikan struktur novel Orang-Orang Proyek yang mencakup tema, alur, penokohan, dan latar, b. Menguraikan nilai-nilai sosiologis yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk a. Memperkaya pengkajian dan pengapresiasian karya sastra Indonesia, b. Memberikan informasi kepada pembaca tentang nilai-nilai sosial yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek, dan 12Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai konsep-konsep penelitian. Maka pada subbab ini akan dijelaskan konsep tersebut. Menurut Malo, dkk 1985 47 konsep-konsep yang dipakai dalam ilmu sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun makna dan pengertiannya dapat berubah. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep. Konsep ini berfungsi untuk menjadi pedoman atau pendukung bagi penulis. Konsep-konsep itu adalah sebagai berikut a. Sosiologi Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikitan-ikatan antarmanusia yang menguasai kehidupan itu. Berdasarkan asal usul katanya sosiologi dapat didefenisikan sebagai berikut sosiologi bersal dari bahasa Latin, socius teman, kawan; social berteman, bersama, berserikat. Sosiologi bermaksud untuk mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan, manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama. Singkatnya sosiologi ini adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakat tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya dengan ikatan-ikatan adat kebiasaan, kepercayaan atau 13Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya. b. Sastra Damono 1978 1 mengatakan bahwa sastra adalah lembaga sosial menggunakan bahsa sebagai mediumnya dan bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. c. Sosiologi Sastra Sosiologi Sastra adalah pendekatan sastra dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatannya. Segi kemasyarakatannya berhubungan dengan masyarakat yang berada di sekitar sastra itu baik penciptanya, gambaran masyarakat yang diceritakan itu dan pembacanya. Menurut Laurenson dan Swingewood 1971 tiga perspektif berkaitan dengan sosiologi sastra yaitu 1. Penelitian yang memandang karya sastra sebagai dokumen sosial yang di dalamnya merupakan refleksi situasi pada masa sastra tersebut diciptakan, 2. penelitian yang mengungkapkan sastra sebagai cerminan situasi sosial penulisnya, dan 3. penelitian yang menangkap sastra sebagai manifestasi peristiwa sejarah dan keadaan sosial budaya. d. Karya Sastra Wellek dan Warren 1984 276 mengatakan bahwa karya sastra adalah hasil ciptaan pengarang yang menggambarkan segala peritiwa yang dialami masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari. 14Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. e. Tema Gorys Keraf 1980 107 mengatakan bahwa tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis lewat karangannya. Sedangkan menurut Sulastin 1983 92 tema adalah semacam kesimpulan bahan cerita, karena itu dinyatakan sesingkat-singkatnya. f. Alur Menurut Hamidy 1983 26 alur suatu cerita atau plot dapat dipandang sebagai pola atau kerangka cerita dari bagian-bagian lain cerita itu disangkutkan sehingga cerita itu kelihatan menjadi suatu bangunan yang utuh. g. Latar Latar atau setting ialah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra Panuti Sudjiman, 1984 46. h. Penokohan/perwatakan Menurut Abrams penokohan itu adalah perwatakan yaitu mengenai sifat, tabiat atau perangai tokoh yang terdapat dalam cerita atau drama. Landasan Teori Untuk membahas sebuah karya sastra ada dua macam pendekatan, yaitu pendekatan intrinsik dan pendekatan ekstrinsik. Pendekatan intrinsik bertolak dari karya itu sendiri. Pendekatan seperti ini disebut sebagai pendekatan struktural. Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai satu kesatuan yang utuh. Pendekatan kedua adalah pendekatan ekstrinsik, yaitu pendekatan yang membahas tentang hubungan karya sastra dengan sosiologi, psikologi, antropologi, dan lain-lain. 15Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Penelitian ini menerapkan pendekatan intrinsik dengan teori struktural dan pendekatan ekstrinsik dengan menggunakan teori sosiologi sastra. Penulis menggunakan pendekatan struktural karena untuk memenuhi sebuah cerita diperlukan analisis struktural sebab pendekatan struktural merupakan tugas prioritas dalam penelitian karya sastra Teeuw, 1983 61. Menurut Abrams 1979 3-29; 1981 36-37 dan Teeuw 1984 50 ada empat pendekatan terhadap karya sastra, yaitu 1 pendekatan mimetik yang menganggap karya sastra sebagai tiruan alam kehidupan; 2 pendekatan pragmatik yang menganggap karya sastra itu adalah alat untuk mencapai tujuan tertentu; 3 pendekatan ekspresif yang menganggap karya sastra sebagai ekspresi perasaan, pikiran, dan pengalaman penyair sastrawan; dan 4 pendekatan objektif yang menganggap karya sastra sebagai suatu yang otonom terlepas dari alam sekitarnya, pembaca, dan pengarang. Maka, yang penting adalah dalam kritik ini adalah karya sastra itu sendiri, yang dianalisis khusus struktur intrinsiknya. Penulis juga menggunakan pendekatan struktural karena untuk memahami cerita perlu dianalisis cerita itu secara struktural sebab pendekatan struktural merupakan tugas prioritas Teeuw, 198361 merupakan pekerjaan pendahuluan dalam penelitian karya sastra. Makna unsur-unsur karya itu hanya dapat dipahami dan dinilai sepenuhnya atas dasar pemahaman tempat dan fungsi unsur itu dalam keseluruhan karya sastra. Penulis memilih teori sosiologi sastra karena dengan menggunakan teori ini akan diketahui dengan jelas penggambaran suatu masyarakat di dalam sebuah karya sastra. Selain itu, dengan sosiologi sastra, karya sastra dapat dikaji dengan 16Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. memfokuskan perhatian kepada segi-segi sosial kemasyarakatan. Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan oleh beberapa penulis disebut sosiologi sastra. Istilah ini pada dasarnya tidak berbeda pengertiannya dengan sosiosastra, pendekatan sosiologis atau pendekatan sosiokultural terhadap sastra. Menurut Damono 1984 3-4 bahwa pendekatan sosiologis ini pengertiannya mencakup berbagai pendekatan, masing-masing didasarkan pada sikap dan pandangan teoritis tertentu, tetapi semua pendekatan itu menunjukkan satu ciri kesamaan, yaitu mempunyai perhatian terhadap sastra sebagai institusi sosial yang diciptakan oleh sastrawan sebagai anggota masyarakat. Sosiologi dan sastra memiliki kesamaan permasalahan yakni sama-sama berurusan dengan manusia. Namun demikian, tidak berarti kedua bidang tersebut dapat disamakan begitu saja. Seorang sosiolog hanya dapat melihat fakta berdasarkan kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat sedangkan seorang sastrawan dengan kedalaman imajinasinya mampu mengungkapkan keberadaan manusia dalam sebuah kenyataan. Seorang sosiolog hanya mampu mengungkapkan kenyataan dengan apa adanya. Sosiologi sastra dengan menggabungkan dua disiplin ilmu yang berbeda, sosiologi dan sastra secara harafiah harus didukung oleh dua teori yang berbeda yaitu teori-teori sastra, di dalam penelitian sastra itu sendiri, karya sastra merupakan objek yang paling dominan sedangkan ilmu-ilmu yang lain hanyalah sebagai ilmu Bantu. Hal ini sesuai dengan pendapat Ratna 2003 18 yang menyatakan bahwa masalah yang perlu dipertimbangkan adalah dominasinya dalam analisis sehingga tujuan yang dimaksudkan dapat tercapai secara maksimal. Dalam sosiologi sastra yang 17Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. mendominasi jelas teori-teori yang berkaitan dengan sastra sedangkan teori-teori yang berkaitan dengan sosiologi berfungsi sebagai komplementer pelengkap. Ratna 2003 18 juga mengatakan bahwa teori-teori sosiologi yang mendukung analisis adalah teori-teori yang dapat menjelaskan hakikat fakta-fakta sosial, karya sastra sebagai sistem komunikasi, khusus dalam kaitannya dengan aspek-aspek ekstrinsik, seperti kelompok sosial, status sosial, stratifikasi sosial, institusi sosial, sistem sosial, interaksi sosial konflik sosial, dan kesadaran sosial, yang semua berhubunagan dengan masyarakat. Wilayah sosiologi sastra cukup luas. Wellek dan Warren 1984 111 membagi telaah sosiologis menjadi tiga klasifikasi, yaitu 1 sosiologi pengarang yakni mempermasalahkan tentang status sosial, ideologi politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang; 2 sosiologi karya sastra yakni mempermasalahkan tentang suatu karya sastra yang menjadi pokok telaah adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikannya; 3 sosiologi sastra yakni mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat. Jadi, di dalam penelitian ini penulis menelaah sosiologi karya sastranya. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu gambaran bahwa sosiologi sastra objek penelitiannya adalah manusia dan kehidupan sosialnya. Damono 2002 18 berpendapat bahwa sosiologi sastra bukan hanya mengacu kepada teori, melainkan juga mendasarkan diri pada pengamatan. Hal tersebut sudah selayaknya dikembangkan apabila ingin memperhitungkan pentingnya faktor-faktor sosial atau masyarakat yang terdapat dalam sebuah karya sastra. 18Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Grabster dalam Damono, 1984 4-5 juga menjelaskan bahwa karya sastra tidak akan dapat dipahami secara menyeluruh dan tuntas jika dipisahkan dari budaya masyarakat yang menghasilkannya. Kebudayaan memiliki tujuh unsur, yaitu 1. sistem religi dan upacara keagamaan; 2. sistem dan organisasi kemasyarakatan; 3. sistem pengetahuan; 4. bahasa; 5. kesenian; 6. sistem mata pencaharian hidup; 7. sistem teknologi dan peralatan Koentjaraningrat, 1974. Dari uraian tentang berbagai teori di atas untuk menganalisis novel Orang-Orang Proyek, teori yang digunakan yaitu sosiologi sastra yang berfokus kepada sosiologi karya sastra, dapat diketahui mengenai isi atau apa saja yang tersirat dalam novel Orang-Orang Proyek. Dari sosiologi karya sastra itu dapat dilihat fungsi sosial sastranya yaitu nilai-nilai sosial yang terdapat dalam sebuah karya sastra khususnya novel Orang-Orang Proyek yang akan ditujukan bagi masyarakat pembaca. Tinjauan Pustaka Suatu penelitian maupun hasil penelitian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari unsur-unsur lainnya, baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan permasalahan yang sedang dibahas oleh seorang peneliti atau penulis. Sebuah karya ilmiah mutlak membutuhkan referensi atau acuan yang menopang penelitian yang sedang dikerjakannya. Sejauh yang peneliti ketahui, belum ada yang meneliti novel Orang-Orang Proyek dari sosiologi sastranya di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara. Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang yaitu Diah Trianingrum telah meneliti novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari dari segi sikap hidup 19Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. orang jawa dengan analisis sosiologi sastra. Skripsi Diah Trianingrum tersebut lebih menekankan pokok penelitian ke segi sikap hidup orang jawa dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari, tetapi pada skripsi penulis ini, penulis menganalisis novel Orang-Orang Proyek dengan analisis sosiologi sastra yang menganalisis nilai-nilai sosial yaitu nilai budaya, politik, dan percintaan yang terdapat di dalam novel Orang-Orang proyek. Pendekatan struktural membantu penganalisisan sosiologi sastra. Penelitian dengan memakai analisis sosiologi sastra sudah banyak yang menelitinya yaitu salah satunya Triana Lili Rahayu Tanjung dengan judul skripsi Analisis Struktural dan Sosiologis terhadap Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Hal inilah yang akan menjadi referensi atau acuan untuk memperkuat penelitian ini sendiri. 20Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. BAB III METODE PENELITIAN Metode dan Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan menggunakan metode membaca heuristik dan hermeneutik. Menurut Pradopo 2001 84, pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan karya sastra berdasarkan sistem semiotik tingkat kedua atau berdasarkan konvensi sastranya. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang atau retroaktif sesudah pembacaan heuristik dengan memberikan konvensi sastranya. Selain itu, Pradopo 2001 84 juga menjelaskan, “Metode membaca heuristik pada cerita rekaan atau novel merupakan pembacaan berdasarkan tata bahasa ceritanya yaitu pembacaan novel dari awal sampai dengan akhir cerita secara berurutan. Cerita yang memiliki alur sorot balik dapat dibaca secara alur lurus. Hal ini dipermudah dengan dibuatnya sinopsis cerita dari novel yang dibaca tersebut. Pembacaan heuristik itu adalah penerangan kepada bagian-bagian cerita secara Hasil pembacaan heuristik terhadap novel Orang-Orang Proyek menghasilkan sinopsis cerita sebagai berikut novel Orang-Orang Proyek ini adalah sebuah karya seseorang pengarang Indonesia yang pernah kuliah di beberapa fakultas seperti ekonomi, sospol, dan kedokteran, Ahmad Tohari. Novel ini bercerita tentang suasana pengerjaan proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor di Desa Cibawor. Cerita diawali dengan penggambaran seorang lelaki bernama Pak Tarya. Pak Tarya berada di bawah pohon mbulu di tepi Sungai Cibawor di Desa Cibawor. Pak 21Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Tarya merupakan orang yang terpandang di desa Cibawor. Pak Tarya adalah pensiunan pegawai Kantor Penerangan dan pernah bekerja sebagai wartawan. Ketika Pak Tarya sedang asyik memainkan seruling, Kabul menghampirinya. Kabul seorang pimpinan pelaksana proyek bercerita dengan Pak Tarya. Kabul menceritakan bahwa gara-gara banjir kemarin beton pancang tiang sudah miring, pekerjaan harus diulang lagi dari awal. Kabul pusing atas kerusakan itu yang membuat kerugian yang cukup besar serta memberi beban batin karena hasil kerja beberapa hari dengan biaya jutaan lenyap seketika. Kerugian itu sesungguhnya bisa dihindari bila awal pelaksanaan pembangunan jembatan itu ditunda sampai musim kemarau tiba beberapa bulan lagi. Itulah rekomendasi para perancang. Namun, rekomendasi itu diabaikan, konon demi mengejar waktu. Penguasa yang punya proyek dan para pemimpin politik lokal menghendaki jembatan itu selesai sebelum pemilu 1992. Kabul memperkirakan bahwa peresmian jembatan akan dimanfaatkan sebagai ajang kampanye partai golongan penguasa. Ketika suara radio di pinggang Kabul terdengar, Kabul pun pamit untuk kembali ke kantor kepada Pak Tarya karena Pak Dalkijo kepala proyek memanggilnya ke kantor. Kabul berjalan menuju bangunan bedeng tak jauh dari lokasi proyek itu. Pada bangunan itu tersedia ruangan kerja dan tempat istirahat Kabul. Wati ada di ruangan kerja. Wati bekerja sebagai penulis kantor proyek itu. Wati diterima kerja dalam proyek itu yaitu dalam rangka pemberdayaan tenaga kerja setempat untuk menekan dampak sosial negatif proyek. Tanpa terasa proyek sudah tiga bulan berlangsung. Proyek ini yang dibiayai dengan dana pinjaman luar negeri dan akan menjadi beban masyarakat, yang mereka 22Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. anggap sebagai milik pribadi. Kabul tahu bagaimana bendahara proyek wajib mengeluarkan dana untuk kegiatan partai golongan penguasa. Dan ternyata orang-orang kampung juga ikut-ikutan nakal. Mandor yang mencatat penerimaan material pun pandai berhitung. Namun, menghadapi semua tingkat kebocoran itu, insinyur Dalkijo, atasan Kabul, seperti taidak menanggung beban apa pun. Sebagai insinyur, Kabul tahu betul dampak semua permainan. Mutu bangunan menjadi taruhannya. Padahal bila mutu bangunan dipermainkan masyarakatlah yang pasti akan menanggung akibat buruknya. Bagi Kabul, hal itu adalah pengkhianatan terhadap derajat keinsinyurannya. Kabul dan Wati sering makan bersama di warung Mak Sumeh. Selain itu, mereka juga sering nonton bersama. Dari situlah awal mula percintaan timbul diantara mereka. Selain itu pun, mereka dibantu oleh gossip-gosip yang dibuat oleh Mak Sumeh, pemilik warung yang berada di dekat proyek. Wiyoso, pacar Wati, yang masih kuliah, akhirnya memutuskan Wati karena Wiyoso tidak bisa memenuhi permintaan Wati yang menginginkan secepatnya untuk menikah. Banyak terjadi kejanggalan-kejanggalan dalam proyek itu. Banyak dana digelapkan untuk dapat memperkaya diri. Mereka menggelapkan dana dengan cara mengurangi mutu takaran bangunan jembatan yang berkualitas baik. Tiba. Pak Baldun sebagai ketua panitia renovasi masjid bersama Pak Basar yang sebagai kepala desa datang ke proyek. Tujuan mereka untuk meminta bantuan sumbangan untuk merenovasi masjid, yang nantinya masjid ini digunakan oleh orang-orang penting dari partai golongan penguasa yaitu Golongan Lestari Menang GLM sebagai tempat salat jumat. Kabul membaca surat permohonannya. Setelah membacanya Kabul 23Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. memutuskan bahwa Kabul tidak bias memberi sumbangan karena dana proyek masih kurang. Kabul mau memberikan sumbangan setelah proyek selesai. Kabul menuntut untuk pemasangan lantai jembatan harus digunakan besi baru dan pasir yang bermutu baik. Kabul juga menuntut penyelesaiannya tidak dipaksakan bersamaan dengan HUT GLM. Pak Dalkijo pun tidak menghiraukan tuntutan Kabul. Dalkijo bersikeras dengan anjurannya agar Kabul cepat menyelesaikan proyek pembangunan jembatan itu agar dapar digunakan pada HUT GLM. Dalkijo menganjurkan agar menggunakan besi bekas dan pasir dari sungai cibawor itu untuk membangun lantai jembatannya. Akhirnya, Kabul pun menyerah, dia tidak kuasa lagi, keidealisannya itu ditentang oleh pimpinan proyek dan suasana di proyek. Kabul mengundurkan diri dari pekerjaanya di proyek pembangunan jembatan di sungai cibawor. Pada desember 1992, hanya satu tahun setelah Kabul meninggalkan proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor, Kabul bekerja di proyek milik swasta terlaksana ketika dia mendapat kepercayaan menjadi site manager pembangunan hotel di Cirebon. Liburan akhir tahun ingin dinikmatinya di rumah Biyung bersama Wati yang sudah menjadi Nyonya Kabul. Mereka baru sebulan menikah. Ketika di perjalanan ke rumah biyung di mulut jalan simpang tiga, Kabul harus menghentikan mobil. Ada papan melintang dengan tulisan “jembatan rusakâ€. Ada tanda panah yang menunjukkan jalan alternatif. Mobil Kabul pun berputar dan melaju cepat meninggalkan jembatan Sungai Cibawor. Jembatan yang sekilas tampak gagah itu lantainya sudah jebol meski umurnya baru saru tahun. Rasa sakit tiba-tiba menusuk dada Kabul. 24Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Metode membaca heuristik harus diulang dengan bacaan retroaktif dan ditafsirkan secara hermeneutik sehingga pada sistem semiotik tingkat kedua isi cerita rekaan atau novel dapat memberikan pemahaman serta penafsiran makna cerita keseluruhan dari novel yang dibahas. Selanjutnya penafsiran data tersebut dicatat pada kartu data. Penafsiran tersebut dicatat berdasarkan masalah yang berhubungan dengan unsur-unsur intrinsik, seperti alur, latar, penokohan, dan tema serta unsur-unsur ekstrinsik, seperti nilai budaya, nilai politik, dan nilai percintaan yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek pada kartu data yang berbeda. Teknik Analisis Data Teknik penelitian yang digunakan adalah studi perpustakaan library research yaitu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan. Pada penelitian ini akan diperoleh data dan informasi tentang objek penelitian melalui buku-buku Semi, 1988 8. Adapun objek penelitian ini adalah novel Orang-Orang proyek karya Ahmad Tohari. Dalam menganalisis data obejek yang akan diteliti terlebih dahulu dirumuskan berdasarkan masalah kemudian diadakan studi perpustakaan. Setelah berbagai informasi diperoleh selanjutnya dilakukan pengumpulan data, penyusunan data, penganalisisan data, dan penafsiran data. Kesimpulan merupakan langkah akhir dalam laporan penelitian. 25Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Bahan Analisis Data dikumpulkan dari novel, yaitu Judul Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Tebal Buku 224 halaman Ukuran 14 x 21 cm Cetakan I Tahun 2007 Warna Sampul Perpaduan putih dan kuning Gambar Gambar orang-orang yang bekerja di proyek dengan ditambah alat- alat penunjang pembangunan proyek 26Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. BAB IV Pendekatan Struktural terhadap Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Tema Tema adalah pokok persoalan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya. Seperti yang dikemukakan oleh Gorys Keraf 1980 107, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis lewat karangannya. Kemudian Atar Semi 91984 34 mengatakan, tema itu tercakup persoalan dan tujuan atau amanat pengarang kepada pembaca. Menurut Sulastin 1983 92 tema ialah semacam kesimpulan bahan cerita karena itu dinyatakan sesingkat-singkatnya, misalnya tema suatu cerita ialah kawin paksa. Dalam cerita dengan tema tersebut persoalan kawin paksa akan terbayang sepanjang cerita karena tema itulah yang menjadi pangkal penulisan cerita. Untuk menafsirkan tema suatu karya sastra dapat digunakan kata kunci, yaitu lewat judul suatu karya sastra Sulastin, 1983 129. Mursal Esten 1982 92 menyodorkan tiga kriteria untuk mengidentifikasi tema dalam cerita, yaitu Pertama tentulah dilihat persoalan mana yang paling menonjol. Kedua, secara kuantitatif, persoalan mana yang paling banyak menimbulkan konflik-konflik yang melahirkan peristiwa-peristiwa. Cara yang ketiga ialah menentukan waktu penceritaan, yaitu diperlukan untuk menceritakan peristiwa-peristiwa atau tokoh-tokoh di dalam sebuah sastra. Dengan menggunakan ketiga kriteria itu akan 27Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. menghilangkan keraguan kita untuk menentukan persoalan mana yang merupakan tema dari sebuah karya sastra. Ketiga kriteria tersebut tidak mutlak harus digunakan sekaligus. Ketiganya baru digunakan menurut urutan, bila ada keraguan dalam menentukan persoalan mana yang merupakan tema dari karya sastra tersebut. U. U. Hamidy 1983 16 menyodorkan empat langkah yang harus ditempuh untuk dapat memperoleh tema suatu karya fiksi itu, yaitu pertama, buatlah kesatuan-kesatuan peristiwa yang amat penting, yang terdapat dalam karya fiksi itu. Susunlah kesatuan-kesatuan peristiwa yang penting itu menurut jalan cerita. Rumusan itulah yang menjadi tema cerita tersebut. Henry Guntur tarigan 1984 125 mengatakan bahwa kalaupun misalnya pengarang tidak menjelaskan apa tema ceritanya secara eksplisit itu harus dapat dirasakan dan disimpulkan oleh pembaca setelah selesai membacanya. Berdasarkan keterangan di atas, dalam menganalisis novel Orang-Orang Proyek ini penulis dapat menemukan tema dalam novel tersebut. Berdasarkan tema pokoknya, novel Orang-Orang Proyek ini dapat disebut novel politik dan cinta karena di dalam novel ini menceritakan politik dalam membangun jembatan pastilah orang-orang di dalam pengerjaan proyek itu melakukan korupsi dalam apa saja. Selain itu seorang tokoh utama di samping dilanda dilema atas tindakan korupsi itu, percintaanlah yang berkecamuk di diri seorang tokoh utama yaitu Kabul. Keidealisan dan kejujuran Kabul dalam pekerjaannya membangun proyek jembatan dikalahkan oleh sikap pemimpin proyek yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi yaitu melakukan tindak korupsi di dalam pembangunan 28Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. jembatan. Pemimpin proyek, Dalkijo dendam dengan kemiskinan, hal ini berdampak pada pembangunan jembatan yaitu mutu bangunan berkurang karena korupsi berjalan di proyek jembatan di Sungai Cibawor. Tindakan korupsi terjadi di dalam pengerjaan pembangunan jembatan di Sungai Cibawor. Hal ini dapat kita lihat pada kutipan di bawah ini. â€Pertanyaan apa? Kalau sulit saya tak â€Mudah saja. Mengapa beberapa penduduk di sini suka menyuap kuli-kuli untuk mendapat, atau tepatnya, dicurikan semen?†Mendapat pertanyaan yang tak terduga Pak Tarya mengerutkan dahi. â€Begitu?†â€Pura-pura tidak tahu?†â€Saya benar-benar tidak â€Nah, sekarang sudah tahu, kan?†â€Ya...! Hup!†Pak Tarya batal menjawab pertanyaan Kabul karena pancingannya mengena. Tali digulung dalam gerakan yang anggun dan seekor ikan putihan menggelepar di ujungnya. Pak Tarya melepas ikan itu dari mata kail, lalu melemparkan kembali ke air. â€Kamu masih terlalu kecil. Tahun depan kamu saya pancing lagi. Janji, ya?†Kabul tersenyum mendengar gumam Pak Tarya. â€Oh, maaf. Tadi Mas Kabul tanya apa? Ah, saya ingat. Ada orang kampung ingin mendapat semen dari proyek ini dengan cara menyuap kuli-kuli?††â€Tanpa maksud membela sesama saudara sekampung, bukankah mereka tak bisa merugikan proyek tanpa kerja sama dengan orang dalam, bukan?â€Hal. 18-19 Walaupun godaan untuk melakukan tindakan korupsi di dalam pembangunan jembatan di Sungai Cibawor, Kabul mampu mengatasi persoalan di dalam dirinya yaitu tetap mengikuti prinsip semula menjaga mutu bangunan dengan mempertahankan keidealisannya yang pernah duduk di bangku kuliah. Hal ini dapat kita lihat pada kutipan di bawah ini. â€Dik Kabul,â€sambung Dalkijo. â€Saya tahu Dik Kabul mantan aktivis. Biasa kan, yang namanya aktivis punya idealisme yang kolot. Tapi setelah bekerja ini, Dik Kabul harus tunduk kepada kenyataan. Sedikit pragmatislah agar kita tidak konyol seperti Don Kisot. 29Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. ... Namun masalahnya, dalam ceramah tadi Dalkijo secara tak langsung menyindir jalan lain yang secara sadar sudah dipilihnya. Yakni jalan hidup yang tidak menaruh dendam terhadap kemiskinan yang dialaminya pada masa lalu. Bagi Kabul, kemiskinan memang harus dihilangkan. Namun tidak harus dengan dendam pribadi. Dan karena kemiskinan terkait erat dengan struktur maupun kultur masyarakat, menghilangkannya harus melibatkan semua orang dalam semangat setia kawan yang tinggi. Dengan demikian, jalan sangat egositis yang ditempuh Dalkijo terasa menyimpang Hal. 28-32. Sisi percintaan muncul di dalam proyek pembangunan jembatan. Wati yang kerja sebagai administrasi proyek kagum dengan Kabul seorang pelaksana proyek yang berstatus bujangan. Tetapi Kabul tahu bahwa Wati mempunyai pacar. Wati tetap suka pada Kabul itu yang dikatakan Mak Sumeh tiap Kabul istirahat di warungnya. Hal ini dapat kita lihat pada kutipan di bawah ini. â€Mumpung belum banyak orang, Pak insinyur, boleh aku bicara sedikit?†â€Pasti boleh. Soal apa? Banyak tukang yang belum bayar utang? Itu urusan mandor, bukan â€Bukan itu, Pak Insinyur. Ini soal â€Pribadi siapa?†Pribadi Pak Insinyur â€Kok?†Mak Sumeh senyum-senyum. â€Ya. Begini. Ini salah Pak Insinyur kenapa masih bujangan. Jadi ada gadis yang Mak Sumeh senyum lagi. â€Ah, Mak Sumeh mau bilang apa?â€Kabul menarik kopi yang sudah disajikan pelayan. â€Anu. Tapi sebelumnya aku minta maaf. Apa Pak Insinyur belum tahu Wati...anu...suka sama Pak Insinyur?†Mak Sumeh menatap lurus ke arah mata Kabul. Yang ditatap mengangkat alis. 30Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. â€Aku yang sudah peyot buat apa berbohong? Dia itu ya sering ngrasani Pak Insinyur Hal. 46.†Alur Alur tidak dapat diarahkan dalam cerita rekaan fiksi. Dalam cerita yang sesungguhnya tidak mungkin tidak ada alur. Dalam cerita rekaan modern yang eksperimental sekalipun, masih ditemui alur. Jika dalam sebuah cerita tidak ditemui alur, orang tidak akan menyebutnya cerita apalagi cerita rekaan, melainkan hanya sebuah lukisan atau paparan belaka. Menurut Hamidy 1983 26 alur suatu cerita atau plot dapat dipandang sebagai pola atau kerangka cerita dari bagian-bagian lain cerita itu disangkutkan sehingga cerita itu kelihatan menjadi suatu bangunan yang utuh. Menurut Gorys Keraf 1980 148, Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lainnya, bagaimana suatu insiden lain, bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan-tindakan itu, bagaimana situasi dan perasaan karakter tokoh yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu yang terikat dalam suatu kesatuan waktu. Perlu ditambahkan adalah tidak perlu dipersoalkan bahwa akhir cerita masih menimbulkan persoalan baru lagi karena akhir suatu kejadian atau peristiwa bisa menjadi awal dari kejadian lain atau awal dari tragedi itu merupakan sebuah diskusi yang pada gilirannya menjadi bagian pendahuluan dari kisah berikutnya. 31Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Untuk membatasi titik tinjauan, maka perlu diberi batasan terhadap apa yang dimaksud cerita di dalam sebuah novel, yaitu rangkaian tindakan yang terdiri dari tahap-tahap yang penting dalam sebuah struktur yang terikat oleh waktu. Mochtar Lubis 1981 17 mengatakan bahwa suatu cerita terdiri dari lima bagian, yaitu a. Situation pengarang mulai melukiskan suatu keadaan, b. Generating Circumstance peristiwa yang bersangkut-paut dan mulai bergerak, c. Racing Action kedaan mulai memuncak, d. Climax peristiwa-peristiwa mencapai puncaknya, dan e. Denoument pengarang memberikan pemecahan soal dari semua peristiwa. Namun bukan berarti bahwa suatu cerita harus disusun menurut urutan peristiwa seperti di atas, karena ini hanya merupakan penjelasan terhadap unsur-unsur yang membangun alur tersebut. Bagian-bagian tersebut dapat saja berpindah ke bagian lain, denoument dapat saja berpindah ke bagian sitution, demikian pula bagian situation dapat berubah posisi ke tempat climax. Pertukaran atau perpindahan posisi tersebut berguna untuk bagian-bagian tertentu, seperti ketakterdugaan, keterkejutan, dan kelogisan cerita. Bagaimana cerita itu disusun tergantung kepada fantasi pengarangnya. Pada dasarnya alur dibagi atas dua bagian besar, yaitu alur maju dan alur mundur. Alur maju sering juga disebut alur biasa. Disebut alur maju apabila suatu cerita mengikuti urutan-urutan situation, generating circumstance, racing action, 32Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. climax, dan denoument. Sedangkan pengertian alur mundur ialah apabila cerita tidak mengikuti konsep di atas. Alur mundur dapat diketahui apabila pengarang memulai suatu cerita yang menegangkan atau klimaks, kemudian diceritakan penyebab konflik besar tersebut. Menurut fugsinya Boulton 1975 47-48 membagi alur cerita atas fungsi pengarang dan pembaca. Bagi pengarang, alur adalah arah supaya penulis tetap jelas. Sedangkan bagi pembaca, alur membawa pembaca bergerak maju meskipun tidak setiap hal kecil dapat ditangkapnya. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, penulis memberikan batasan alur sebagai berikut, alur ialah rangkaian peristiwa dalam cerita berdasarkan sebab akibat yang logis. Batasan ini selanjutnya penulis jadikan dasar kajian dalam penelitian yang penulis lakukan ini. Sebagai pegangan tentang kriteria pembangunan alur, penulis mengambil pembagian dari Muchtar Lubis. Alur yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek masih mengikuti pola alur biasa atau alur maju. Bagian-bagian alur cerita ini dapat digambarkan dan dimulai dari pemaparan situation. a. Situation Pemaparan situation merupakan suatu kondisi permulaan yang menyampaikan informasi permulaan kepada pembaca. Kondisi ini mendorong keingintahuan pembaca selanjutnya. â€itulah yang membuat saya tertekan, pusing. Karena beton pancang sudah miring, pekerjaan harus diulang dari awal lagi. Nah, bila pusing Pak Tarya bisa menghibur diri dengan main seruling. Tapi saya?†â€O, begitu? Rupanya sampeyan pusing karena banjir telah merusak pekerjaan sampeyan?†33Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. â€Dan kerusakan itu membuat kerugian yang cukup besar. Serta memberi beban batin karena hasil kerja beberapa hari dengan biaya jutaan lenyap â€Tapi, Mas Kabul, banjir adalah urusan alam. Jadi, buat apa disesali dan dibuat sedih?†â€Karena kerugian itu sesungguhnya bisa dihindarkan bila awal pelaksanaan pembangunan jembatan itu ditunda sampai musim kemarau tiba beberapa bulan lagi. Itulah rekomendasi dari para perancang. Namun rekomendasi itu diabaikan, konon demi mengejar â€Maksudnya?†â€Penguasa yang punya proyek dan para pemimpin politik lokal menghendaki jembatan itu selesai seblum Pemilu 1992. karen, saya kira, peresmiannya akan dimanfaatkan sebagai ajang kampanye partai golongan penguasa. Menyebalkan. Dan inilah akibatnya bila perhitungan teknis-ilmiah dikalahkan oleh perhitungan politik Hal. 10.†Awal cerita novel Orang-Orang Proyek memberikan gambaran tentang kondisi proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor yang mengalami kendala yaitu banyak tindakan korupsi terjadi di dalamnya. Selanjutnya pada paragraf berikutnya menerangkan tentang kegiatan yang dilakukan oleh tokoh utama. Sebagai insinyur, Kabul tahu betul dampak semua permainan ini. Mutu bangunan menjadi taruhan. Padahal bila mutu bangunan dipermainkan, masyarakatlah yang pasti akan menanggung akibat buruknya. Dan bagi Kabul hal ini adalah pengkhianatan terhadap derajat keinsinyurannya. Namun Kabul merasa tak bisa berbuat apa-apa. Karena permainan itu terasa sudah menjadi kewajaran dan menggejala di mana-mana, sampai masyarakat sekitar proyek pun ikut melakukannya. Bahkan pelaksana seperti Dalkijo sudah terbiasa menerima semua bentuk permainan itu tanpa keluhan apa-apa, atau malah memanfaatkannya? Hal. 28 .... Aku insinyur. Aku tak bisa menguraikan dengan baik hubungan antara kejujuran dan kesungguhan dalam pembangunan proyek ini dengan keberpihakan kepada masyarakat miskin. Apakah yang pertama merupakan manifestasi yang kedua?Apakah kejujuran dan kesungguhan sejatinya adalah perkara biasa bagi masyarakat berbudaya, dan harus dipilih karena keduanya hal yang niscaya untuk menghasilkan kemaslahatan bersama? Mungkin Hal. 34. 34Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. b. Generating Circumstances Peristiwa yang tersangkut paut mulai bergerak. Pada tahap ini, pembaca mulai memahami bahwa cerita akan diceritakan sedikit demi sedikit oleh pengarang, tetapi cerita belum jelas, masih samar-samar. Tahap ini dapat dilihat ketika Kabul pusing melihat tiang jembatan yang hancur di landa banjir. Tanpa terasa proyek sudah berjalan tiga bulan. Namun karena dimulai ketika hujan masih sering turun, volume pekerjaan yang dicapai berada di bawah target. Menghadapi kenyataan ini, Kabul sering uring-uringan. Jengkel karena hambatan ini sesungguhnya bisa dihindari bila pemerintah sebagai pemilik proyek dan para politikus tidak terlalu banyak campur tangan dalam tingkat pelaksanaan. Dan campur tangan itu ternyata tidak terbatas pada penentuan awal pekerjaan yang menyalahi rekomendasi para perancang, tapi masuk juga ke hal-hal lain. Proyek ini, yang dibiayai dengan dana pinjaman luar negeri dan akan menjadi beban masyarakat, mereka anggap sebagai milik pribadi Hal. 25. Selain itu, pada tahap ini juga diceritakan tentang pertemuan antara Kabul dan Wati. Pertemuan itu berlangsung di ruang kerja proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor. Mereka berdua berada dalam satu ruang kerja, Kabul sebagai pelaksana proyek dan Wati bekerja sebagai administrasi proyek. Ya, mau apa? Pertanyaan itu menggantung. Pak Tarya hanya menanggapinya dengan tawa ringan. Kemudian, sambil melambaikan tangan, pemancing tua itu meneruskan perjalanan. Pulang. Kabul pun berjalan menuju bangunan bedeng tak jauh dari proyek itu. Di sana ada kamr berdinding tripleks dengan kelengkapan yang lumayan memadai; tempat tidur, lemari, televisi, kamar mandi. Kamar sebelahnya adalah ruang kerja sederhana, namun cukup luas karena di ditulah administrasi proyek diselenggarakan. Wati, yang disodorkan tokoh setempat, bekerja sebagai penulis kantor proyek itu Hal. 23. 35Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. c. Ricing Action Tahap ini berisi peristiwa-peristiwa yang mulai mengarah ke puncak cerita, namun belum sampai menimbulkan klimaks puncak cerita. Dalam cerita ini dapat dilihat tahap ricing action yaitu terjadinya insiden atau konflik. Walaupun konflik telah terjadi, namun belum menimbulkan suatu perubahan yang mendasar terhadap tokoh utama. Hal ini disebabkan konflik atau insiden yang terjadi sifatnya tidak terlalu fatal, dengan perkataan lain konflik yang terjadi adalah konflik-konflik kecil. Konflik dalam cerita ini dimulai dengan konflik batin di dalam diri Kabul yaitu keidealismeannya ditentang oleh Dalkijo selaku pimpinan proyek. Dalkijo memperkaya diri sendiri dengan melakukan tindak korupsi di proyek pembangunan jembatan. Namun tidak seperti Dalkijo yang mendendam kemelaratan masa muda dengan membalasnya melalui hidup sangat pragmatis dan kemaruk, Kabul tetap punya idealisme dan sangat hemat. Proyek itu pun bagi Kabul harus dilihat dalam perspektif idealismenya, maka harus dibangun demi sebesar-besarnya kemaslahatan umum. Artinya, kualitas harus sempurna dengan memanfaatkan setiap sen anggaran sesuai dengan ketentuan yang semestinya. Memang, Kabul sering ditertawakan Dalkijo. â€Apa dengan mempertahankan idealismemu, orang-orang miskin di sekeliling kita menjadi baik?†seloroh Dalkijo suatu saat. â€Apa kejujuranmu cukup berarti untuk mengurangi korupsi di negeri ini?†Kabul seiring merenungkan seloroh Dalkijo ini. Ya, dengan pandangan dekat, seloroh itu ada benarnya juga. Negeri ini dihuni oleh masyarakat korup, terutama di kalangan birokrat sipil maupun militer, juga orang awamnya. Malah Kabul melihat jenis korupsi baru yang tersamar namun bisa sangat parah akibat yang ditimbulkannya, Yakni korupsi melalui manipulasi gelar kesarjanaan. Seseorang yang tidak mencapai standar kecerdasan intelektual, apalagi kecerdasan emosional tingkat sarjana, bisa resmi mendapat gelar kesarjanaan atau pascasarjana. Gelar itu bisa didapat dengan membeli, ikut kelas jauh, atau kuliah-kuliahan di kota kecil yang diselenggarakan oleh universitas gurem penjual ijazah. Dengan gelar yang semestinya bukan hak itu dia memperoleh kenaikan tingkat kepegawaian, kenaikan gaji, dan fasilitas lain, bahkan pensiun kelak akan lebih besar. Bila ribuan pegawai dari tingkat pusat sampai guru SD melakukan manipulasi ijazah 36Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. seperti itu, Kabul bisa membayangkan berapa kerugian rakyat akibat korupsi terselubung ini. Apalagi bila dihitung untuk jangka panjang. Ya, kecurangan memang sudah menjadi barang biasa. Maka Dalkijo juga pernah bilang kepada Kabul, si jujur adalah orang yang menentang arus dan konyol. Bloon. Mungkin. Namun bagi Kabul, kejujuran sebenarnya bukan suatu hal yang istimewa. Dialah yang seharusnya dianggap biasa Hal. 52-54. Sebelumnya Kabul seorang anak kuliahan serta dia juga aktivis kampus. Dalam hal menghadapi ini, Kabul tidak sedikit pun tergoda oleh apa yang telah ditawarkan pimpinan proyek kepada Kabul untuk berbuat curang dalam bekerja. Kabul yang memiliki keidealismean yang tinggi tidak terpengaruh dengan situasi di dalam proyek yang banyak perangkat di dalamnya melakukan tindakan korupsi. Konflik berikutnya dalam novel Orang-Orang Proyek adalah ketika Kabul hendak shalat Jumat. Ketika Kabul hendak shalat Jumat itulah, Wati menyediakan perangkat untuk shalat berupa kopiah, baju shalat, dan sarung. Pertanyaan ini dibawa masuk ke ruang kantor. Dan di sana Kabul menemukan jawaban yang sangat maknawi. Ada kopiah, baju koko, dan kain sarung tertata rapi di atas mejanya. Wangi sekali. Secarik kertas di dekatnya bertuliskan â€silakan pakaiâ€. Kabul cepat tersadar ini hari jumat, maka pekerjaan diistirahatkan sejak jam sebelas. Dan ia pun langsung ke kamar mandi. Selama membersihkan diri Kabul teringat perangkat salat yang wangi itu; siapa yang menaruh di sana? Kabul tahu jawabannya yang pasti benar. Wati. Tulisan di sana cukup menjelaskan semua. Dan agaknya Wati sudah pulang. Tapi kok nganyar-anyari? Jumat-jumat sebelumnya Wati tak pernah peduli apakah Kabul pergi salat atau tidak. Keluar dari kamar mandi Kabul kembali memandang perangkat yang belum disentuh di atas meja itu. Mau pakai atai tidak? Kabul ragu. Karena memakai atau tidak sama-sama ada bayaran moralnya. Kalau memakai berarti Kabul menerima sikap nganyar-anyari yang ditunjukkan Wati. Ah, Kabul menduga ada sesuatu di balik sikap gadis itu. Padahal Kabul tidak atau belum siap berubah pandangan terhadap dia. Kalau tidak memakai, rasanya tak enak. Pantaskah uluran tangan teman yang sudah sekian lama bekerja sama disepelekan? Kabul tersenyum dan wajahnya cerah karena menemukan jalan tengah. Diambilnya kopiah dan baju koko, tapi kain sarungnya tidak. Jalan tengah ini mungkin mewakili sikap ambigu atau keraguan Hal. 35-36. 37Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. d. Climax Apabila tahap ketiga tadi menceritakan tentang berbagai macam konflik kecil dan sifatnya menjurus ke konflik besar, maka pada tahap keempat atau puncak, konflik pecah. Biasanya, konflik-konflik yang menuju konflik besar atau puncak akan berakibat pada perubahan nasib para tokoh, terutama tokoh utama. Pada tahap ini dapat dilihat dengan jelas bahwa ada beberapa konflik besar yang terjadi dalam novel Orang-Orang Proyek. Konflik besar pertama dimulai dengan manajer proyek, Dalkijo, memerintahkan Kabul untuk menggunakan pasir Sungai Cibawor sebagai bahan untuk pengecoran jembatan tersebut digunakan besi bekas. Hal di atas dapat kita lihat pada kutipan di bawah ini. Proyek jadi lebih ramai. Ir. Dalkijo, manajer proyek, menyuruh Kabul menambah jumlah tukang dan kuli. â€jembatan harus selesai dan diresmikan tepat HUT GLM,†itu kata-kata Dalkijo yang telah diulang-ulang belasan kali. Dan HUT golongan penguasa itu makin dekat. Dalam hitungan Kabul, HUT GLM tinggal 52 hari lagi. Bila tak ada hambatan, waktu sepanjang itu cukup untuk menyelesaikan proyek jembatan dengan tuntas. Tapi Kabul merasa tak punya jaminan dalam waktu 52 hari semuanya akan berjalan lancar. Musim hujan sudah nyata datang. Hujan sering memaksa tukang batu berhenti bekerja karena tak mungkin memasang adukan dalam guyuran air. Tenda-tanda harus dipasang untuk memayungi tukang-tukang las yang sedang menggarap rancangan lantai jembatan. Dalam musim hujan, mutu pasir sungai juga turun karena kandungan tanahnya bertambah. Kabul akan mengalami kesulitan mencari pasir sungai yang memenuhi baku mutu untuk pengecoran. Repotnya, katanya karena keterbatasan dana, Manajer Proyek sudah memutuskan menggunakan pasir sungai untuk bahan pembuatan lantai jembatan. Memang, bila dibilas lebih dulu, pasir sungai pun bisa menjadi komponen beton yang memenuhi syarat. Namun pembilasan akan memakan waktu dan juga biaya. Lagi pula harus dipersiapkan peralatan khas untuk mencuci ratusan kubik pasir. Dan peralatan itu tidak ada. Masih pusing dengan masalah pasir, kemarin kepala Kabul dibuat puyeng lagi. Permintaan atas kekurangan besi rancang yang diajukan kepada Dalkijo dijawab dengan kedatangan truk tronton; isinya besi rancang bekas bongkaran jembatan di pantura Hal. 179-180. 38Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Bagi Kabul, ini sudah keterlaluan. Akhirnya Kabul protes akan perintah manajer proyek yaitu Pak Dalkijo. Dalkijo memerintahkan kepada Kabul untuk memakai pasir Sungai Cibawor yang kurang mencapai mutu pasir yang baik dan besi rancang yang bekas. Pernyataan di atas dapat kita lihat pada kutipan di bawah ini. Bagi Kabul, ini sudah keterlaluan. Kabul protes. Maka meskipun sudah diturunkan dari kendaraan pengangkutnya, besi-besi bekas itu dibiarkan menumpuk di halaman kantor proyek. Melalui radio komunikasi Kabul menyatakan tidak akan mau menggunakan besi bekas itu. Tapi Dalkijo bersikeras. “Aduh, Dik Kabul ini bagaimana? Sudahlah, ikuti perintahku. Gunakan besi itu. Toh itu hanya untuk menutup kekurangan. Aku tahu penggunaan besi bekas memang tidak baik. Tapi bagaimana lagi, dana sudah habis. Makanya, kita pun tak mampu membeli pasir giling. Dana benar-benar sudah “Pak, kali ini saya tidak bisa berkompromi,†jawab Kabul penuh percaya diri. “Tak bisa kompromi bagaimana? Dengar, Dik Kabul. Kita sudah selesai membangun bagian terpenting, yakni struktur jembatan. Bukankah Dik Kabul yakin sejauh ini pekerjaan kita bisa dipertanggungjawabkan?†“Saya bertanggung jawab atas kualitas struktur “Nah. Dengan demikian kita tinggal menyelesaikan bagian-bagian luar struktur. Bila kita sedikit menurunkan kualitas di bagian ini, mestinya tidak mengapa. Taruhlah, karena kita menggunakan pasir sungai dan besi bekas, lalu lantai jembatan hanya kuat bertahan satu atau dua tahun, Dik Kabul tak usah risau. Karena struktur jembatan tidak ada masalah. Lagi pula kita dikejar waktu. Dan aku bendahara GLM. Bupati, Dandim, Kapolres, Kepala Kejaksaan, Ketua Pengadilan, semua kader dan pendukung GLM. Di DPRD, golongan kita dominan. Bahkan wakil dua parpol itu juga orang-orang yang berjiwa GLM tapi diberi baju hijau dan merah. Semuamya pendukung setia Bapak Pembangunan. Jadi siapa yang berani mengusili kita? Paling-paling LSM! Dan untuk meladeni anak-anak LSM kita punya aparat keamanan. Jadi, Dik Kabul tenang sajalah. Semua bisa kita reka-reka. Semua bisa kita â€Sebentar, Pak,†sela Kabul. â€Bapak bilang saya tak perlu risau meskipun lantai jembatan mungkin hanya bisa bertahan satu-dua tahun?†â€Ya. Bila nanti jembatan rusak, ya kita perbaiki lagi, tentu saja bila disediakan dananya. Kita ini pemborong Hal. 180-181. Ketika Wiyoso, pacar Wati, semakin gelisah menentukan tindakan. Nalar sendiri mengatakan wajar bila Wati sudah ingin menikah. Wiyoso ingat sudah beberapa kali menghadiri pesta perkawinan teman-teman perempuan seangkatan. Malahan sepanjang yang diketahui Wiyoso sudah ada dua teman seangkatan yang 39Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. bersuami. Itu belum terhitung mereka yang hanya tamat SMA lalu kawin atau harus kawin karena pacaran kebablasan. Wiyoso bingung menentukan sikap, menerima Wati sebagai istri hampir tidak mungkin, nalar Wiyoso mengatakan demikian. Wiyoso belum siap untuk menikahi Wati. Wiyoso masih mengikuti perkulihan di Fakultas Mipa. Setelah dihitung Yos, dalam semester lima usia Yos adalah 24. dan Wati teman seangkatan di SMA, hanya berbeda jurusan. Hal di atas dapat kita lihat pada kutipan di bawah ini. Kebaikan masing-masing. Ah, betapa pahit dan menusuk perasaan ungkapan ini. Sialnya, akal Yos sendiri bilang dalam kepahitannya ungkapan tadi mengandung kebenaran juga. Bila dia melepas Wati untuk berjalan sendiri, Yos bisa lebih berkonsentrasi pada studi. Lebih punya ruang dan waktu luas untuk menyiapkan hari depan. Dan lebih menghargai hak Wati untuk memperhitungkan sendiri masa depannya berdasar pada kondisi-kondisi objektif yang melekat pada dirinya. Tapi ini terlalu rasional. Pacaran adalah tindakan untuk dan atas nama rasa. Jadi, bila dilakukan mengikuti jalur rasional tak akan ada asyiknya Hal. 168-169. Akhirnya Wiyoso menemui Wati untuk membicarakan langsung hal ini. Setelah semalaman Wiyoso bingung menentukan sikap. Hal ini dapat kita lihat melalui penggalan kutipan di bawah ini. â€Wat, aku datang untuk bertanya...†Yos mematikan rokok yang baru sekali diisap. Wati menatap Yos, namun dengan posisi wajah menunduk. Menunggu. Wati memijit-mijit kuku jari telunjuk. “Ya, aku mau tanya, kamu benar-benar minta kawin segera?“ â€Ya,†jawab Wati lirih. Yos gelisah sekali. Diambilnya rokok baru, dipasang di mulut,tapi korek api di mana? â€Tapi kamu tahu hal itu tak mungkin bagi aku, kan?†Wati diam dan terus memijit-mijit kukunya. Wajah Yos memerah. Matanya menyala. Jemarinya mengepal-ngepal. Kemudian suaranya keluar dengan getar amarah. â€Apa sebenarnya kamu ingin hubungan kita berakhir? Tolong jawab!†Wati menelan ludah. Tangannya gemetar. 40Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Wiyoso terus-menerus bertanya kepada Wati tentang hubungan mereka. Wati tetap pada prinsipnya yaitu ingin segera menikah. Yos tidak mungkin melakukan hal itu. Wiyoso pun menanyakan alasan Wati mengakhiri hubungan ini. Peristiwa di atas dapat kita lihat pada penggalan kutipan di bawah ini. â€Aku boleh tahu sebabnya?†Wati merasa tenggorokannya gatal. Terbatuk. â€Tadi kamu sudah mengatakannya. Kamu bilang tak mungkin menikah dengan aku dalam waktu dekat. Yos, setelah aku pikir, aku tak bisa menunggu terlalu lama. Umurku....†â€Tapi dulu kamu mau. Iya, kan? Mengapa sekarang tidak? Jadi kamu penipu. Kamu Yos benar-benar marah. Kedua matanya berkobar dan tangannya mengepal. Wati pasi. Wajahnya ciut. Matanya mewakili kecemasan yang sangat. Kedua bibirnya rapat. Ketika merasa harus berbicara, bibir Wati bergetar Hal. 177. Akhirnya Wiyoso tahu sebab Wati memutuskan hubungan ini. Wiyoso pun beraksi atas keputusan yang dibuat Wati. Wiyoso bergegas pergi dari kantor tempat Wati bekerja. Yos bangkit, melangkah cepat ke meja kerja Wati. Gelas minum Wati disambar, sedetik kemudian pecah berhamburan di lantai. Wati menjerit sambil menutup wajah dengan tangannya. Dan Yos berdiri dengan kaki menggigil. Tunai? Yos masih berdiri dan wajahnya membara Hal. 177. .... Kabul dan Aminah terhenti di luar pintu. Mereka menyaksikan Yos menyalami Wati yang masih duduk dan terisak-isak. Janggal dan hambar. Yos, keluar, mengangguk kepada Kabul dan Aminah, kemudian bergegas menuju motornya. Semenit kemudian motor itu sudah menderu ke arah jalan. Tapi Yos tidak memacunya seperti ketika dia datang. Barangkali karena sebutan pengkhianat yang dia berikan kepada Wati adalah imbalan tunai atas harga yang sudah dia bayar lunas Hal. 178. 41Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. e. Denoument Tahap denoument adalah suatu tahap yang bersifat final. Pada tahap ini cerita berakhir yang biasanya mempunyai dua pilihan, pertama berakhir dengan kegembiraan. Kedua akan berakhir dengan tragis ataupun berakhir dengan kesedihan. Dalam novel Orang-Orang Proyek ini cerita diakhiri oleh pengarang dengan rasa kebahagian bercampur dengan rasa duka. Rasa duka itu muncul ketika Kabul melihat hasil proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor yang mengecewakan. Standar mutu suatu jemabatan tidak terdapat pada jembatan Sungai Cibawor. Kabul akhirnya mengundurkan diri dari proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor yang dipimpin oleh Pak Dalkijo. Kabul mengundurkan diri karena sudah tidak tahan lagi melihat keadaan proyek yang di dalamnya terjadi penyelewengan dana yang mengakibatkan mutu jembatan yang diharapkan Kabul tidak terlaksana. Dengan terjadinya tindakan korupsi di dalam pengerjaan proyek, mutu jembatan tidak baik yang nantinya berdampak pada masyarakat setempat sebagai pengguna fasilitas umum. Hal ini dapat kita lihat pada kutipan di bawah ini. Akhirnya Desember 1992, hanya satu tahun setelah Kabul meninggalkan proyek pembangunan jembatan Sungai Cibawor. Keinginan Kabul bekerja di proyek milik swasta terlaksana ketika dia mendapat kepercayaan menjadi site manager pembangunan hotel di Cirebon. Liburan akhir tahun ingin dinikmatinya di rumah Biyung bersama Wati yang sudah menjadi nyonya Kabul. Mereka baru sebulan menikah. Akhirnya Desember 1992, hanya satu tahun setelah Kabul meninggalkan proyek pembangunan jembatan Sungai Cibawor. Keiinginan Kabul bekerja di proyek milik swasta terlaksana ketika dia mendapat kepercayaan menjadi site manager pembangunan hotel di Cirebon. Libur akhir tahun ingin dinikmatinya di rumah Biyung bersama Wati yang sudah menjadi nyonya Kabul, mereka baru sebulan Menikah Hal. 216-217 42Andrey Pranata Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari Analisis Sosiologi Sastra, 2009. Ketika menuju rumah Biyung, mobil Kabul melewati jembatan Sungai Cibawor yang dulunya ia sebagai pimpinan pelaksana proyek pembangunan jembatan Sungai Cibawor melihat keadaan jembatan yang sudah rusak. Hati Kabul sedih melihat keadaan jembatan. Inilah hasil dari pekerjaan yang tidak sesuai mutu standar pembangunan jembatan. Hal di atas dapat kita lihat pada penggalan kutipan di bawah ini. Untuk mencapai rumah Biyung dari arah Cirebon, Kabul akan melewati jembatan Sungai Cibawor yang dulu digarapnya meskipun tidak sampai selesai. Hampir jam empat sore mobil Kabul mencapai Desa Cibawor. Ah, Kades Basar dan Pak Tarya sedang apa? Dan pertanyaan yang muncul itu segera diterlupakan karena tiba-tiba Kabul terpana. Di mulut jalan simpang tiga Kabul harus menghentikan mobil. Ada papan melintang dengan tulisan “jembatan rusakâ€. Lalu ada tanda panah yang menunjukkan jalan alternatif. Kabul dan Wati saling pandang. Wajah Kabul tegang dan merah. Dan pengumaman itu justru membuat Kabul ingin meneruskan perjalanan ke arah jembatan. “Aku ingin ke sana, Wat. Rasanya harus!†Wati memahami perasaan Kabul. Lalu mengangguk. Kabul turun dari mobil untuk membuka jalan yang terhalang papan pengumuman. Kembali ke mobil dan langsung melaju lurus. Jembatan Cibawor sudah kelihatan. Tampak mangkrak dan kesepian. Kegagahan yang dulu sempat tampak kini hilang. Dan begitu turun dari mobil di mulut jembatan, Kabul segera tahu bagian mana yang rusak. Lantai jebol pada dua
Novel is a long prose essay that contains a series of stories of a person's life with those around him and accentuates the character character and nature of each actor. The purpose of this study is to describe the role and the character in Orang-Orang Proyek written by Ahmad Tohari. This reasearh use analysis descriptive method. Data were collected by using study of documentary technique. The results of this study shows that the role in Orang-Orang Proyek written by Ahmad Tohari are 1 Kabul, 2 Dalkijo, 3 Wati, 4 Pak Tarya, 5 Pak Kades Basar, 6 Mak Sumeh, 7 Biyung, and 8 Yos. Furthermore, the character of the figures include 1 faithful, 2 wise, 3 unpretentious, 4 narrow-minded, 5 short-tempered, 6 honest, 7 attached, 8 philantropist, 9 friendly, 10 funny, 11 fair, 12 persevering, 13 coquettish, and 14 sassy. To read the file of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
inproceedings{Rauf2021NOVELP, title={NOVEL “ORANG-ORANG PROYEK” SEJARAH ORDE BARU}, author={Ramis Rauf}, year={2021} }This study wants to reveal the truth procedures in Ahmad Tohari's novel Orang-Orang Proyek, as a part of an event and a factor in the presence of a new subject. This research would answer the problem how was the subjectification of Ahmad Tohari in Orang-Orang Proyek novel as truth procedures? This study used the set theory by Alain Badiou. The set theory explained that within a set there were members of "Existing" or Being and events as "Plural" members. The results proved that the… One Citation2 ReferencesNovel Divergent Sebagai Prosedur Kebenaran Subjektifasi Veronica Roth dalam Perspektif Alain BadiouUniversitas Gadjah Mada2018
struktur novel orang orang proyek