Tidak ada rotan, akar pun jadi, mungkin pepatah itu tetap dipegang teguh oleh seseorang yang mendadak viral di media-media sosial. Orang tersebut, terekam video amatir menggunakan sejadah yang unik ketika salat di masjid. Seperti dilihat SuaraSumbar.id pada laman Instagram @sulthanreceh, Senin (11/7/2022), tampak seseorang INFOASNID - Arti Peribahasa Tak Ada Rotan, Akar Pun Jadi. Arti kata "peribahasa" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu atau ungkapan, kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.. Arti Peribahasa Tak ada rotan, akar pun jadi TakAda Rotan Akar pun Jadi KM. Serambi_Brangrea - Ungkapan itu pantaslah diutarakan untuk menggambarkan rangkaian acara pisah kenang siswa Kelas XII SMKN 1 Seteluk Tahun Pelajaran 2012/2013. Akan tetapi ada alternative yang ditempuh oleh panitia yaitu memanfaatkan aki dari mesin mobil praktik siswa. Oleh karenanya tiada rotan akar pun WiraswastaPenulis punya 869 jawaban dan 1,9 jt tayangan jawaban 3 thn. Apa contoh paling lucu dari peribahasa "tidak ada rotan, akar pun jadi"? Menggunakan bambu sebagai pengganti light stand. Saat itu saya berangkat motret wedding dengan rekan saya. 83K Likes, 331 Comments. TikTok video from Ester_Simanjuntak (@estersimanjuntak18): "Tak ada rotan akar pun jadi🙂. Tak ada iban ito pun jadi😊". DJ You Broke Me First VinKy YT. Gxpp. Apa Makna Peribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi”? Hello Readers! Kali ini kita akan membahas sebuah peribahasa yang sangat populer di Indonesia, yaitu “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi”. Apa sih makna dari peribahasa ini? Secara harfiah, peribahasa ini menyiratkan bahwa kita harus bisa mengatasi suatu masalah dengan cara apapun, meskipun itu berarti harus melakukannya tanpa alat atau bahan yang memadai. Dalam konteks yang lebih luas, peribahasa ini mengajarkan kita untuk menjadi fleksibel dan kreatif dalam menghadapi situasi sulit. Asal Usul Peribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi” Ternyata, asal usul peribahasa ini masih menjadi misteri. Beberapa sumber menyebutkan bahwa peribahasa ini berasal dari sebuah cerita rakyat tentang seorang petani yang ingin membuat rotan untuk membuat keranjang. Namun, ia tidak memiliki rotan yang cukup dan harus memutar otak untuk mengatasi masalah tersebut. Ia akhirnya mencabut akar-akar pohon untuk dijadikan rotan dan berhasil membuat keranjang yang indah. Sejak saat itu, peribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi” sering digunakan untuk menggambarkan kebijaksanaan dan kreativitas dalam menghadapi situasi sulit. Contoh Penggunaan Peribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi” Peribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi” sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks pekerjaan dan bisnis. Misalnya, ketika kita menghadapi kendala dalam mencari solusi untuk suatu masalah, kita bisa menggunakan peribahasa ini untuk menggambarkan bahwa kita harus tetap berusaha mencari jalan keluar meskipun terbatasnya sumber daya yang lainnya adalah ketika kita ingin memulai usaha baru, namun terkendala oleh modal yang terbatas. Dalam situasi seperti ini, kita bisa mengaplikasikan peribahasa ini dengan mencari cara-cara kreatif untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya, dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk mempromosikan produk kita secara gratis. Kesimpulan Dalam kesimpulannya, peribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi” mengajarkan kita untuk selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi situasi sulit, meskipun terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Dalam kehidupan modern yang semakin kompleks, peribahasa ini menjadi semakin relevan dan penting untuk dijadikan pedoman dalam menghadapi berbagai macam kasih sudah membaca artikel ini, sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya! Sori Siregar*, KOMPAS, 22 Agu 2015 Dua peribahasa Indonesia hampir bersamaan bunyinya. Yang pertama ”tiada rotan, akar pun jadi” yang bermakna, jika tak ada yang baik, yang jelek pun berguna. Yang kedua, ”tiada rotan, akar pun berguna” yang berarti bahwa apabila tak ada yang lebih baik, yang kurang baik pun boleh. Saya membaca ini dalam Kamus 5000 Peribahasa Indonesia yang ditulis Heroe Kasida Brataatmadja keluaran Penerbit Kanisius, Yogyakarta 1985. Perbedaan kedua peribahasa tersebut hanyalah pada kata jadi dan berguna. Maknanya sebenarnya sama. Dari peribahasa yang menggunakan kata rotan, tampaknya kedua peribahasa inilah yang paling populer. Karena populer, rasanya tak mungkin adaorang yang salah menuliskannya. Karena itu, ketika harian ini menulis peribahasa itu dengan pengertian sebaliknya, semula saya terkejut. Namun, hanya sebentar. Setelah itu saya berpikir bahwa ini adalah pelesetan atau lucu-lucuan. Mang Usil yang menulis di Rubrik Pojok Kompas, 22 April 2015 mengatakan ”tiada akar, rotan pun berguna”. Nah, artinya berubah menjadi ”jika tak ada yang jelek, yang baik pun jadi”. Saya tidak yakin maksudnya seperti itu. Mang Usil menulis demikian untuk mengomentari pendapat Komisi III DPR yang menilai Budi Gunawan layak jadi wakil kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peribahasa yang digunakan Mang Usil itu mengingatkan saya kepada kalimat yang berbunyi ”kalau bisa dibuat sulit, mengapa harus dipermudah”. Seharusnya kalimat ini ditulis, ”kalau bisa dibuat mudah, mengapa harus dipersulit”. Ini juga dapat dianggap pelesetan karena masyarakat muak menyaksikan perilaku para pejabat yang menyalahgunakan kekuasaannya. Pelesetan memang sering membuat hati senang. Bahkan, dalam puisi pun pelesetan dapat dilakukan. Seingat saya penyair Taufiq Ismail dalam larik-larik puisinya pernah menulis ”maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan kepanjangan”. Seorang pengarang lainnya dengan enak mengatakan ”berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersakit-sakit selamanya”. Apabila dihimpun, peribahasa yang dipelesetkan ini banyak sekali. Misalnya, ”hidup segan, mati tak hendak” dipelesetkan menjadi ”hidup segan, mati pun mau”. ”Ilmu lebih baik daripada harta” menjadi ”harta lebih baik daripada ilmu”. ”Biar lambat asal selamat” sudah lama berganti menjadi ”boleh cepat asal selamat”. ”Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah” dianggap tidak sesuai dengan kemajuan zaman karena itu dibuatlah ”raja adil raja disembah, raja lalim juga disembah”. Di negeri ini kan begitu. Pelesetan di atas tampaknya ada kaitannya dengan realitas sosial di sekitar kita. Yang menyusul ini demikian juga halnya. Komponis Cornel Simanjuntak tentu tidak main-main ketika menulis lirik lagu ”Maju Tak Gentar”. Namun, orang-orang yang gemar membuat pelesetan dengan seenaknya mengubah lirik ”maju tak gentar membela yang benar” menjadi ”maju tak gentar membela yang bayar”. Pepatah yang berbunyi ”sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya”, menurut seorang aktivis layak diganti dengan ”berkali-kali lancung ke ujian, tetap saja masih dipercaya”. Pelesetor kalau saya boleh menggunakan kata ini yang gemar bercanda juga tak kehilangan rasa humor ketika mengatakan ”bersatu kita teguh, bercerai kita kawin lagi”. Pepatah atau peribahasa diwariskan oleh para pendahulu kita sebagai peringatan tak resmi, yang perlu mendapat perhatian. Karena itu, jika kita mendengar orang berbicara terlalu banyak, sedangkan pengetahuannya setempurung, kita akan segera diingatkan oleh peribahasa ”tong kosong nyaring bunyinya”. Pelesetan yang banyak dilakukan terhadap pepatah sama sekali tidak bermaksud merendahkan, tetapi semata-mata dimaksudkan sebagai gurauan segar. Mang Usil juga mungkin bermaksud seperti itu. * Cerpenis Diterbitkan oleh Rubrik Bahasa Kumpulan artikel rubrik bahasa Indonesia dari berbagai media massa Lihat semua pos dari Rubrik Bahasa Telah Terbit 22 Agustus 20155 September 2015 Navigasi pos - Pepatah 'Tak ada rotan akar pun jadi' mengajarkan kita untuk memutar otak kala ada rintangan di depan kita. Kreativitas dalam mengotak-atik apa yang ada untuk menghadapi tantangan jadi solusi atas permasalahan ini. Terkadang, kita harus mengganti beberapa hal agar rencana tetap jalan. Sayangnya, tak semua pengganti memiliki kualitas yang sama dengan awalnya. Deretan bukti di bawah ini adalah cara warganet untuk tetap bisa menggunakan suatu barang walaupun dengan otak-atik yang kocak. Walaupun bentuknya jadi aneh, asal tetap bisa berfungsi mereka tak ambil pusing. Banyak sekali bukti-bukti pepatah ini beredar di media sosial. Kamu bisa dibuat tertawa dengan hasil kreativitas kocak yang berikut ini, seperti yang dirangkum dari berbagai sumber, Minggu 3/1. 1. Gergaji paling ampuh untuk melawan apapun dan siapapun. foto Instagram/humorsantuy 2. Kira-kira kipasnya sekuat yang original tidak ya? foto Instagram/humorsantuy 3. Hati-hati ini malah jadinya berbahaya. foto Instagram/humorsantuy 4. Boleh juga nih kreativitasnya. foto Instagram/humorsantuy 5. Yang penting si maling jadi takut mau masuk ke rumah. foto Instagram/wkwkland_real 6. Gampang banget jadinya, tinggal pakai saja seperti di mobil. foto Instagram/wkwkland_real 7. Kombinasi kipas dan mixer ini bikin ngakak. foto Instagram/wkwkland_real 8. Yang penting airnya tetap bisa mengalir. foto Instagram/wkwkland_real 9. Kira-kira butuh waktu berapa lama ya? foto Instagram/ 10. Solusi menarik bagi mereka yang tak ingin lepas masker saat makan. foto Instagram/ brl/lin Recommended By Editor 10 Kelakuan bocah mencoba keren ini bikin ketawa sampai tahun baru 10 Tingkah unik orang pakai barang hingga rusak, iritnya kebangetan 10 Aksi kreatif orang hadapi banjir ini nyeleneh dan bikin cekikikan 10 Potret nyeleneh nggak mau ribet ini kreatif tapi bikin ngakak 10 Cara nyeleneh memilih buah ini absurd tapi kocak Rakata Mira, hija, jaMundo ya va, ya vaQue me como al mundo yaCon estas ganas de follar yaMira, te lanzo un rakatáPa' ver si tú me miras, hmmY sí mirastesChico, yo te veoSay, mundo ya va, hey, ya vaViene todo el mundo yaCon estas ganas de follar digoTe lanzo rakatá huhPa' ver si tú me miras, ehY sí mirastesNo mientas, yo te vistoGrrY los cueros repican rotundamenteEl furruco retumba incesantementeBien simpáticaMientras mi flow psicopáticoSigue fluyendo por todas tus venasMira como vibra, vengo con todo ataja gataY sin condena, sin pena yo teSin pena tе lo doy, te loPongo, soy tu cenaBruja buena quе soy to-to-to-to-to-toPapi, si tú quieres este slow to-to-to-to-to-toPapi, si tú quieres yo te doy golpe to-to-to-to-to-toPapi, si tú quieres este slow to-to-to-to-to-toSácala, sácala, sácalo, sácala to-to-to-to-to-toEhMira, hija, jaMundo ya va, ya vaQue me como al mundo yaCon estas ganas de follar yaMira, te lanzo un rakatá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-táRompeLeo leo le, leo leo le, leo leo le hey, hey, heyLeo leo le, leo leo le, leo leo le hey, hey, heyLeo leo le, leo leo le, leo leo le hey, hey, heyLeo leo le, leo leo le, leo leo le hey, hey, heySafety tranceArcaMirando, mirandoEstoy mirandoMirando, mirandoMirando, mirandoLeo leo le, leo leo le, leo leo leLeo leo le, leo leo le, leo leo le Rakata Olha filha, haO mundo ja vai, ja vaiQue eu como o mundo agoraCom essa vontade de foder agoraOlha, eu jogo um rakatá em vocêPara ver se você olha para mim, hmmE sim você olhouMenino, eu vejo vocêDiga, o mundo está indo, ei, está indoTodo mundo está vindo agoraCom essa vontade de foder digoEu te jogo rakatá heinPara ver se você olha para mim, ehE sim você olhouNão minta, eu visto vocêGrrE os couros soam redondosO furruco ronca incessantementeMuito agradávelEnquanto meu fluxo psicopáticoContinue fluindo em todas as suas veiasOlha como vibra, eu venho com tudo cat paraE sem convicção, sem penalidade eu vouSem vergonha eu dou a vocêEu coloco, eu sou seu jantarBoa bruxa, o que sou to-to-to-to-toPapai, se você quiser isso lento to-to-to-to-toPapai, se você quiser eu bato em você to-to-to-to-toPapai, se você quiser isso lento to-to-to-to-toPegue-o, tire-o, tire-o, tire-o para-para-para-para-paraEiOlha filha haO mundo ja vai, ja vaiQue eu como o mundo agoraCom essa vontade de foder agoraOlha, eu jogo pra você um rakatá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-tá-táPausaLeo leo le, leo leo le, leo leo le ei, ei, eiLeo leo le, leo leo le, leo leo le ei, ei, eiLeo leo le, leo leo le, leo leo le ei, ei, eiLeo leo le, leo leo le, leo leo le ei, ei, eiTranse de segurançaArcaOlhando, olhandoEstou vendoOlhando, olhandoOlhando, olhandoLeo leo le, leo leo le, leo leo leLeo leo le, leo leo le, leo leo le Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Semenjak bergabung dengan Kompasiana kegiatan menulis menjadi sebuah kebutuhan untukku. Layaknya seperti makan yang jika terlewatkan terasa ada yang kurang. Juga layaknya hutang yang jika belum dibayar maka akan meresahkan jiwa dan kegiatan menulis kini menjadi hutang bagiku yang harus ku bayar dan tunaikan setiap hari agar lunas. Aku sudah bertekad dalam diri untuk membuat 2 tulisan dalam sehari dan menyetorkannya kepada kompasiana. Pernah aku ingkar satu hari hanya membuat 1 tulisan maka keesokan harinya aku harus melunasi dengan 3 tulisan baru. Intinya bergabung dengan kompasiana membawa perubahan positif dalam diriku. Terimakasih mencapai kosistensi memang sulit dan selalu ada gangguan. Namun aku selalu berupaya untuk melakukan yang terbaik. Misal aku pernah kebingunan untuk menulis karena kehabisan ide. Seharian aku memikirkan ingin menulis apa namun tak juga kunjung bisa ku tulis. Aku mencoba membaca artikel orang lain, membaca buku, menonton youtube tetap saja hasilnya nihil. Hingga keesokan harinya aku memutuskan untuk bertemu dengan seorang teman untuk meminjam sebuah buku politik. Perjalanan menuju kampus yang lumayan jauh aku tempuh dengan berjalan kaki. Tanpa disangka apa yang aku lihat, dengar dan rasakan hari itu bisa menjadi sebuah ide cerita. Bahkan yang paling mengejutkan tulisan itu bisa menjadi artikel pilihan kompasiana. Sebagai pangkat junior tentu itu menjadi kebahagian tersendiri, hehehe. Selain itu kuota pun pernah menjadi kendala aku untuk mengirim tulisan. Pernah suatu hari ponsel jadulku tidak ada jaringan internet, ponsel I phone ku masuk ke dalam air, sialnya lagi wifi yang biasa aku akses di tempat kerja tidak bisa menolongku karena hari itu aku libur bekerja. Konyolnya lagi aku sudah tak punya uang sepeser pun. Aku terdiam dan berpikir sejenak, hingga munculah sebuah ide untuk menggunakan wifi semangat aku bergegas menuju kampus dengan berjalan kaki. Menerjang panasnya mentari siang itu, membiarkan keringat membanjiri tubuhku hingga kurelakan kakiku terluka karena di paksa berjalan jauh. Menahan hausnya dahaga karena persediaan air galon di kosan sudah habis. Tapi tidak apa, yang terpenting aku bisa melunasi hutangku untuk menulis dan jiwa ku bisa sedikit lirik lagu dari grup band Tulus yang berjudul Manusia Kuat seperti ini "Kau bisa patahkan kakiku tapi tidak mimpi-mimpiku. Kau bisa lumpuhkan tanganku tapi tidak mimpi-mimpiku. Kau bisa merebut senyumku tapi sungguh tak akan lama. Kau bisa merobek hatiku tapi aku tau obatnya. Kau bisa hitamkan putihku, kau takan gelapkan apapun. Kau bisa runtuhkan jalanku kan kutemukan jalan yang lain." Kurang lebih lirik lagu tersebut yang selalu memotivasi aku untuk selalu membuat tulisan, terlepas dari apapun yang mencoba menghalanginya. Tak ada rotan, akar pun jadi. Tak ada kuota, wifi pun jadi. heheheheSemangat berkarya untuk Indonesia! Lihat Hobby Selengkapnya

tak ada akar rotan pun jadi